JAKARTA, KOMPAS.com- Kepala Staf Operasional Swakelola PT Transjakarta Budi Marcelo mengatakan, hingga saat ini tidak ada niatan dari manajemen PT Transjakarta untuk menjadikan para pegawai yang berstatus kontrak menjadi pegawai tetap.
Ia mengatakan, pada November 2015 lalu atau saat masih di bawah manajemen lama, ada 250 karyawan kontrak mengikuti tes menjadi pegawai tetap.
Namun, tes tersebut akhirnya bukan untuk pengangkatan karyawan tetap. Budi mengatakan, dari penjelasan yang didapatkan dari manajemen PT Transjakarta menyebut bahwa tes yang dilakukan manajemen lama bukanlah tanggung jawab mereka. Akhirnya, manajemen hanya menjadikan hasil tes itu sebagai pemetaan posisi para karyawan.
"Perlu diketahui hasil tes kami tidak pernah dikeluarkan kok. Hasil tes untuk pengangkatan karyawan tetap tidak dikeluarkan sampai sekarang," ujar Budi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (20/6/2017).
Baca: Djarot: Pegawai Transjakarta Bisa Diangkat Tetap, Syaratnya Ikut Tes
Budi menilai, hasil tes yang dijadikan sebagai pemetaan posisi pegawai hanya samaran untuk menutupi tes penetapan karyawan tetap yang dilakukan manajemen lama.
"Mereka mengalihkan program itu jadi pemetaan tapi hasilnya tidak dikeluarkan dengan teransparan. Jadi hanya isu-isu saja di direktorat masing-masing, tidak ditempel namanya," ujar Budi.
Apa yang disampaikan Budi berbeda dengan pernyataan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.
Djarot mengatakan, pegawai berstatus kontrak bisa dijadikan pegawai tetap jika mengikuti sejumlah tes.
Baca: Merasa Tuntutannya Tak Dipenuhi, Pegawai PT Transjakarta Akan Tempuh Jalur Hukum
Tes tersebut seperti lolos tes kedisiplinan, kejujuran, komitmen, serta loyalitas terhadap tugas melayani penumpang Transjakarta.
"Bisa, bisa (diangkat jadi karyawan tetap). Syaratnya ya tetap ikut tes," ujar Djarot, di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (19/6/2017).
Sejumlah pegawai PT Transjakarta sempat menggelar aksi unjuk rasa menuntut kenaikan status dari pegawai kontrak menjadi karyawan tetap.
Dampak dari aksi mogok itu sempat mengganggu pelayana bus transjakarta di sejumlah koridor.