Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot Dukung DPRD DKI Kunker ke Hong Kong Lihat MRT

Kompas.com - 11/07/2017, 14:09 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat merespons positif rencana DPRD DKI Jakarta yang ingin kunjungan kerja (kunker) ke Hong Kong untuk melihat  mass rapid transit (MRT). Menurut Djarot, kunker tersebut dapat dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan anggota DPRD DKI mengenai proyek MRT.

"Bagus kok, kalau Dewan ke Hong Kong itu saya pikir bagus juga supaya dia bisa mengetahui. Kan operator MRT kami mengambil sistem di Hong Kong, terutama dalam pengelolaan transit oriented development (TOD)," ujar Djarot, di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (11/7/2017).

Djarot berharap dengan kunker ke Hong Kong, DPRD DKI dapat mengetahui lebih dalam dan meningkatkan pengawasan terhadap proyek MRT di Jakarta.

"Dengan cara (kunker) begitu, dia bisa mengontrol, ikut mengawasi pembangunan MRT yang direncanakan tahun depan sudah selesai sistemnya," ujar Djarot.

(baca: Tentukan Subsidi MRT, DPRD DKI Berencana ke Hongkong)

Dalam tinjauan ke proyek MRT di Lebak Bulus, Senin (10/7/2017), pimpinan DPRD DKI Jakarta mengungkapkan ingin kunker ke Hong Kong dalam rangka mengkaji operasional MRT di sana.

Keinginan itu disampaikan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M Taufik setelah Direktur Keuangan PT MRT Jakarta Tuhiyat memaparkan konsep TOD MRT Jakarta akan mengacu pada TOD di LOHAS Park Hong Kong.

"TOD-nya di Hong Kong, kita bisa lihat enggak ke Hongkong, nanti dihitung-hitung di situ dari segi tarif kemahalan atau tidak, sayang kalau nanti enggak ada yang naik," kata Taufik kepada Tuhiyat.

(baca: Lihat Proyek MRT di Lebak Bulus, DPRD DKI Pertanyakan Hal Ini)

Taufik meminta proyeksi dari konsultan PT MRT Jakarta untuk menentukan subsidi serta rekomendasi tambahan dana. Saat dioperasikan pada 1 Maret 2019 nanti, MRT diperkirakan akan memiliki 173.000 penumpang per hari.

Sepanjang Lebak Bulus hingga Bundaran HI, akan ada 96 kereta yang beroperasi, masing-masing dapat menampung hingga 1.500 penumpang.

Kereta akan lewat tiap lima menit pada jam sibuk, dan tiap 10 menit di luar jam sibuk dari pukul 05.00 hingga 00.00 WIB.

"Bapak (Tuhiyat) ajukan ke kami, supaya saya bisa menentukan subsidinya, biar kami bisa ke Hong Kong, pakai uang kami nanti, enggak pakai uang MRT," ujar Taufik.

Kompas TV Jalan layang simpang susun semanggi jakarta, yang dibangun dengan anggaran 360 miliar rupiah, siap beroperasi pada bulan juli tahun ini. Presiden Joko Widodo terus mengawal jalannya pembangunan Simpang Susun Semanggi dan juga pembangunan MRT. Presiden Joko Widodo meninjau Proyek Simpang Susun Semanggi Jakarta bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Presiden berjanji, jembatan layang simpang susun semanggi, siap beroperasi bulan Juli dan diresmikan selambat-lambatnya pada 17 Agustus tahun ini. Presiden meyakini, jembatan layang ini mampu mengurangi 30-40% kemacetan di ibu kota.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com