Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Algooth Putranto

Pengajar Ilmu Komunikasi Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI).

Titik Kritis Gubernur Djarot

Kompas.com - 14/07/2017, 17:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorLaksono Hari Wiwoho

DUA pekan berturut, DKI merayakan pertambahan usia para pemimpinnya. Kamis, 6 Juli pekan ini Gubernur ke-18 DKI, Djarot Saiful Hidayat bertambah usia menjadi 54 tahun. Hanya sepekan sebelumnya, Gubernur ke-17 DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok juga berulang tahun ke-51.

Duet keduanya, saat menjadi pasangan Gubernur-Wakil Gubenur, menurut saya berhasil meneruskan misi Gubernur ke-16 Joko Widodo (Jokowi) menjadikan Jakarta sebagai Ibu kota pemerintahan dan pusat bisnis Indonesia yang lebih baik.

Soal macet? Sebagai persoalan yang sangat kasatmata, sejumlah proyek infrastruktur jalan dan angkutan massal dengan kendala pembebasan lahan dan debat politis kini dikebut. Jika berjalan lancar, seharusnya bisa cukup melegakan ruas utama Jakarta.

Sayang, hingga saat ini, infrastruktur angkutan massal yang nyaman, aman, terjangkau, terintegrasi dengan kuantitas yang sangat cukup belum optimal menjangkau pusat-pusat permukiman kota-kota para penglaju di Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Hal yang diakui secara jujur oleh Ahok dan Djarot membutuhkan waktu dan dana yang tidak sedikit menjadikan angkutan massal Jakarta menjadi pilihan bagi kelas menengah dan atas untuk beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan massal.

Ironisnya, kelas menengah dan atas itu pula yang paling rewel mengkritik kerja pemerintah DKI melalui sosial media, namun sekaligus enggan berpartisipasi secara aktif menyuarakan pilihan politik mereka.

Kembali soal Gubernur Djarot yang hanya memiliki waktu kurang dari empat bulan hingga Oktober mendatang terdapat tantangan besar meneruskan seluruh upaya yang telah dilakukan oleh Gubernur Jokowi dan Gubenur Ahok.

Dua gubernur yang masa kerjanya tidak pernah tuntas mencapai dua tahun, namun dengan sejumlah pencapaian yang luar biasa kencang dibandingkan gubernur-gubenur di masa sebelumnya yang memerintah tuntas hingga lima tahun.

Jokowi selama menjadi gubenur pada 2012 pernah menjalani cuti demi menjalani kampanyenya sebagai kader partai PDI Perjuangan pada kampanye pemilu legislatif dan Pemilu Presiden 2014, sementara Ahok pun cuti kampanye demi menjadi gubernur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Fransiskus Asal Flores, Rela Cuti Kuliah demi Jadi Taruna STIP

Cerita Fransiskus Asal Flores, Rela Cuti Kuliah demi Jadi Taruna STIP

Megapolitan
Pemprov DKI Larang 'Study Tour', Korbankan Pengalaman Anak

Pemprov DKI Larang 'Study Tour', Korbankan Pengalaman Anak

Megapolitan
PSI Buka Penjaringan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Pilkada DKI Jakarta

PSI Buka Penjaringan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Pilkada DKI Jakarta

Megapolitan
Sebelum Penerimaan Dimoratorium, Catar STIP Sudah Bayar Rp 2 Juta untuk Seleksi Masuk

Sebelum Penerimaan Dimoratorium, Catar STIP Sudah Bayar Rp 2 Juta untuk Seleksi Masuk

Megapolitan
Harapan Baru Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris Turun Tangan dan Ungkap Kejanggalan Kasus Pembunuhan

Harapan Baru Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris Turun Tangan dan Ungkap Kejanggalan Kasus Pembunuhan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana | Miliaran Hasil Parkir Mengalir ke Ormas dan Oknum Aparat

[POPULER JABODETABEK] Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana | Miliaran Hasil Parkir Mengalir ke Ormas dan Oknum Aparat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 17 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 17 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW1

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW1

Megapolitan
Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Megapolitan
Pencuri Ban Mobil di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja Jual Barang Curian ke Penadah Senilai Rp 1.800.000

Pencuri Ban Mobil di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja Jual Barang Curian ke Penadah Senilai Rp 1.800.000

Megapolitan
Hotman Paris Duga Ada Oknum yang Ubah BAP Kasus Vina Cirebon

Hotman Paris Duga Ada Oknum yang Ubah BAP Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Begal Calon Siswa Bintara Tewas Ditembak di Dada Saat Berusaha Kabur

Begal Calon Siswa Bintara Tewas Ditembak di Dada Saat Berusaha Kabur

Megapolitan
Tiga Pembunuh Vina di Cirebon Masih Buron, Hotman Paris: Dari Awal Kurang Serius

Tiga Pembunuh Vina di Cirebon Masih Buron, Hotman Paris: Dari Awal Kurang Serius

Megapolitan
Kesal Ada Donasi Palsu Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Keluarga Korban: Itu Sudah Penipuan!

Kesal Ada Donasi Palsu Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Keluarga Korban: Itu Sudah Penipuan!

Megapolitan
Merasa Ada Kejanggalan pada BAP, Hotman Paris Minta 8 Tersangka Kasus Vina Diperiksa Ulang

Merasa Ada Kejanggalan pada BAP, Hotman Paris Minta 8 Tersangka Kasus Vina Diperiksa Ulang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com