Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Algooth Putranto

Pengajar Ilmu Komunikasi Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI).

Titik Kritis Gubernur Djarot

Kompas.com - 14/07/2017, 17:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorLaksono Hari Wiwoho

Membandingkan kinerja kedua gubernur sebelumnya, dengan waktu yang sangat terbatas, Gubenur Djarot memiliki target sangat minimal menjaga pencapaian kerja dan menjaga agar target yang belum tercapai di masa Gubenur Ahok dapat diteruskan di masa gubenur selanjutnya.

Peran penting Gubenur Djarot akan sangat terlihat pada struktur anggaran DKI setahun mendatang berupa RAPBD 2018. Politik anggaran yang akan menjadi wajah bagaimana DKI akan bertransformasi: akan menjadi lebih baik atau sekadar meneruskan hal yang sudah dibangun Gubenur Ahok?

Hingga saat ini, RAPBD 2018 telah melalui proses penyusunan yang melalui tahapan, antara lain usulan, musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) dengan publik dan stakeholder, penyusunan rencana kerja pemerintah daerah (RKPD), dan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD).

Kesemuanya itu akan berimbas pada penyusunan kebijakan umum anggaran (KUA) dan prioritas plafon anggaran sementara (PPAS). Menariknya, di masa Gubernur Ahok dan Wagub Djarot berkuasa, seluruh sistem penganggaran tersebut dilakukan menggunakan sistem e-budgeting.

Meneruskan Jokowi

Sistem e-budgeting diterapkan berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 145 Tahun 2013 tentang Penyusunan RAPBD/APBD-P melalui Electronic Budgeting yang ditandatangani oleh Gubernur Joko Widodo.

Sistem yang diterapkan mulai 2014 tersebut membuat sejumlah besar anggota DPRD DKI di masa Gubenur Ahok meradang karena merasa tidak dilibatkan secara aktif. Hal itu terjadi karena seluruh anggaran sejak masa penyusunan hingga penggunaan diawasi secara ketat baik oleh internal pemerintah daerah, publik, maupun Komisi Pemberantasan Korupsi.

Maklum, di masa Gubernur Jokowi dan Gubenur Ahok, jelas terlihat aura developmentalis yang dipilih keduanya. Kedua gubenur menjadikan pembangunan DKI sebagai sebuah strategi utama menuju kemakmuran ekonomi.

Pilihan logis yang ketika dijalankan oleh Gubenur Ahok secara konsisten memiliki konsekuensi secara langsung menggangsir kantong-kantong kemiskinan kota yang merupakan pusat suara kemenangan Jokowi-Ahok ketika berkampanye pada Pilkada DKI 2012, sekaligus titik kekalahan Ahok pada Pilgub 2017, di luar faktor kegagalannya mengendalikan lidah.

Repotnya, sebagai gubernur, Djarot sejak menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur harus langsung berhadapan dengan tekanan legislatif yang ngotot agar program-program Anies Baswedan-Sandiaga Uno masuk dalam anggaran DKI.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com