JAKARTA, KOMPAS.com - Adi, tukang tambal ban di SPBU 34-11712 Daan Mogot, mengaku masih terbayang-bayang sadisnya perampokan dan penembakan Davidson Tantono yang tewas di depan matanya pada 9 Juni lalu.
"Masih trauma saya, keingat-ingat ngelihat mayat," kata Adi usai mengikuti rekonstruksi yang digelar penyidik, Sabtu (22/7/2017).
(Baca juga: Begini Aksi Perampok Buntuti Davidson dari Bank dan Gembosi Mobilnya)
Adi menuturkan, saat ia didatangi Davidson pada siang hari waktu itu, tak muncul kecurigaan bahwa Davidson dibuntuti komplotan perampok.
Detik-detik penembakan itu bermula saat Adi berjongkok di samping kiri belakang mobil Davidson untuk mencopoti baut ban mobil.
Davidson saat itu berada di jok kiri depan dan menghadap ke luar untuk melihat Adi bekerja. Ia sesekali menelepon.
Tak lama kemudian, salah satu perampok tiba-tiba membuka pintu pengemudi dan mengambil tas berisi Rp 350 juta dari mobil Davidson.
Dengan sigap, kata dia, Davidson berusaha merebut tas itu kembali. Davidson sempat mendorong pelaku hingga terjatuh. "Saya bantuin pas dorong-dorong," kata Adi.
(Baca juga: Begini Cara Perampok di SPBU Gembosi Mobil Davidson)
Aksi saling dorong dan berebut tas itu berlangsung cepat. Adi saat itu berniat menolong lebih jauh tetapi tersentak ketika melihat pelaku membawa pistol.
"Awalnya enggak lihat ada pistol, terus saya langsung lari pas lihat ada pistol," kata Adi.
Saat Davidson ditembak dari jarak dekat di pintu keluar SPBU, Adi meringkuk di dalam kios tambal bannya. Sampai sekarang, ia masih terbayang-bayang sadisnya aksi itu.