Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencapaian, Target, dan Hambatan DKI Meraih Adipura

Kompas.com - 04/08/2017, 08:00 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan meraih Piala Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2017.

Pemerintah Kota Jakarta Pusat berhasil mempertahankan Piala Adipura yang juga diraih pada 2016.

Sementara itu, bagi Pemerintah Kota Jakarta Selatan, Piala Adipura baru mereka dapatkan kembali setelah empat tahun.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, salah satu alasan Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan meraih Adipura yakni banyaknya ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) dan ruang publik.

Piala Adipura juga diraih karena kebersihan kota, kali, dan sungai di kedua wilayah tersebut. Selain itu, Piala Adipura didapatkan karena adanya bank sampah di Ibu Kota. Isnawa menyebut, saat ini ada 480 bank sampah di Jakarta.

"Bank sampah ini juga salah satu penilaian yang sangat baik oleh Kementerian LHK terkait dengan Adipura," kata Isnawa, Kamis (3/8/2017).

(Baca juga: Piala Adipura dan Penghargaan Tinggi untuk Pasukan Warna... )

Adipura yang diterima Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan tidak lepas dari peran pasukan warna penjaga Jakarta.

Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede pun memboyong para pekerja harian lepas (PHL) dari mulai "pasukan oranye", biru, hijau, dan kuning untuk menyerahkan penghargaan tersebut secara simbolis oleh Pemerintah Kota Jakarta Pusat kepada Pemprov DKI Jakarta.

"Mereka ini yang minta, 'Itu kebanggaan kami, kami ikut dong nganter ke Balai Kota.' Ya sudah kami persiapkan sekalian. Jadi hanya dari kantor ke sini dan dari sini ke kantor," ujar Mangara di Balai Kota.

Target 2018

Mangara menargetkan Adipura Kencana pada 2018. Adipura Kencana didapatkan apabila kota/kabupaten meraih Piala Adipura tiga kali berturut-turut.

Menurut Mangara, Pemkot Jakpus sudah memiliki standardisasi pekerjaan dengan diraihnya Piala Adipura pada 2016 dan 2017. Standardisasi itu akan menjadi acuan agar Jakarta Pusat meraih Adipura Kencana tahun depan.

"Kami kan sudah bisa mengetahui diri kami bagaimana kami bekerja pada tahun 2016-2017, baik itu di saluran, di sungai, kehijauan, taman, standarnya kami sudah tahu sekarang. Nah ini akan terus kami tingkatkan," ujarnya.

(Baca juga: Penantian 22 Tahun, Kabupaten Magelang Akhirnya Raih Piala Adipura)

Isnawa juga ingin Jakarta Pusat meraih Adipura Kencana pada 2018. Selain itu, dia ingin semua wilayah lainnya di DKI Jakarta meraih Adipura.

"Saya penginnya tahun depan di Jakarta Pusat dapat Adipura Kencana. Dan saya penginnya semua wilayah kota dapet Adipura ya," kata Isnawa.

Saat ini, Jakarta Timur dan Jakarta Barat baru mendapatkan sertifikat Adipura. Sertifikat diberikan kepada kota administrasi yang sudah berupaya melakukan pengelolaan lingkungan hidup, tetapi belum lolos penilaian tim penilai.

Jakarta Timur juga menerima Plakat Adipura sebagai bentuk penghargaan terminal terbaik.

Hambatan

Isnawa pun menjelaskan alasan wilayah lainnya yang belum mendapatkan Adipura. Untuk Jakarta Utara, dinilai masih banyak perusakan lingkungan yang terjadi di sana, salah satunya di Taman BMW, Sunter, Tanjung Priok.

"Jakarta Utara belum dapat (Piala Adipura), mohon maaf nih, masalah Taman BMW karena di sana tuh masih terjadi perusakan lingkungan, masih ada bakar-bakaran, pembuangan sampah liar, dan lain-lain," ujar Isnawa.

(Baca juga: Jakarta Utara Belum Dapat Adipura karena Taman BMW)

Kemudian, untuk Jakarta Barat, ia menyebut masih banyak pembenahan yang harus dilakukan di banyak titik untuk meraih Adipura.

Isnawa akan meminta hasil penilaian Adipura untuk wilayah Jakarta. Hasil penilaian itu akan menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan lingkungan di Jakarta.

Penghargaan lainnya

Selain Adipura, Pemprov DKI Jakarta menerima penghargaan Nirwasita Tantra dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Penghargaan ini diberikan kepada kepala daerah yang dinilai sudah menetapkan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan.

Pemprov DKI Jakarta mendapat peringkat ketiga dalam penghargaan itu. Tiga wilayah di Jakarta juga memenangkan Program Kampung Iklim tingkat nasional, yakni RW 07 Kelurahan Kebayoran Lama Selatan, RW 03 Kelurahan Rawajati, dan RW 06 Kelurahan Kebon Kosong.

Program itu merupakan langkah dalam memperkuat aksi nyata di tingkat lokal yang dapat berkontribusi terhadap upaya mengurangi emisi gas rumah kaca.

DKI Jakarta juga mendapatkan penghargaan Adiwiyata Mandiri. Sekolah yang mendapatkan penghargaan tersebut adalah SDN Wijaya Kusuma 02 di Jakarta Barat, SDN Kebon Jeruk 11 di Jakarta Barat, SMKN 27 di Jakarta Pusat, dan SMPN 140 di Jakarta Utara.

Penghargaan tersebut diberikan kepada sekolah yang menerapkan budaya ramah lingkungan dalam setiap kegiatannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Megapolitan
Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Megapolitan
Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

Megapolitan
Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi 'Gemuk' di Pilkada 2024

Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi "Gemuk" di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Megapolitan
Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Megapolitan
Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Megapolitan
Berkas Pendaftaran Cagub-Cawagub DKI Jalur Independen Diserahkan 8-12 Mei 2024

Berkas Pendaftaran Cagub-Cawagub DKI Jalur Independen Diserahkan 8-12 Mei 2024

Megapolitan
Cara Daftar Seleksi Calon Atlet PPOP DKI Jakarta 2024 dan Syaratnya

Cara Daftar Seleksi Calon Atlet PPOP DKI Jakarta 2024 dan Syaratnya

Megapolitan
Fortuner Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ adalah Mobil Dinas Polda Jabar

Fortuner Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ adalah Mobil Dinas Polda Jabar

Megapolitan
Foto Kondisi Longsor Sepanjang 10 Meter di Perumahan New Anggrek 2 Depok

Foto Kondisi Longsor Sepanjang 10 Meter di Perumahan New Anggrek 2 Depok

Megapolitan
Kebakaran Toko Pakaian di Pecenongan Diduga akibat Korsleting

Kebakaran Toko Pakaian di Pecenongan Diduga akibat Korsleting

Megapolitan
Pengembangan Stasiun Tanah Abang Pangkas 'Headway' KRL Jalur Serpong, Jadi Lebih Cepat Empat Menit

Pengembangan Stasiun Tanah Abang Pangkas "Headway" KRL Jalur Serpong, Jadi Lebih Cepat Empat Menit

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen DKI Dibuka, Syarat Calon Dapat 618.968 Dukungan Warga Jakarta

Pendaftaran Cagub Independen DKI Dibuka, Syarat Calon Dapat 618.968 Dukungan Warga Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com