Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Siswa Berunjuk Rasa di Balai Kota Depok Tuntut Subsidi Pendidikan

Kompas.com - 14/08/2017, 20:35 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


DEPOK, KOMPAS.com -
Massa yang mengatasnamakan orangtua siswa SMA dan SMK se-Kota Depok, berunjuk rasa di depan Balai Kota Depok, Senin (14/8/2017) siang.

Peserta unjuk rasa yang mayoritas adalah perempuan itu menyatakan aksi digelar karena adanya pengurangan subsidi pendidikan untuk anak mereka.

Seorang pengunjuk rasa, Imas, menyebut mulai tahun ajaran 2017/2018, uang subsidi yang diterima anaknya hanya sebesar Rp 700.000 per bulan. Padahal tahun lalu jumlahnya masih mencapai Rp 2 juta per bulan.

"Sekarang hanya Rp 700.000, itu pun dari Pemerintah Provinsi Jabar. Dari Kota Depok-nya dihilangkan,” kata Imas.

Pengunjuk rasa lainnya, Tuti, menuding Pemkot Depok melepas tanggung jawab pasca dialihkannya pengelolaan SMA dan SMK negeri dari pemerintah kota/kabupaten ke pemerintah provinsi.

Dalam aksinya, para pengunjuk rasa membawa sejumlah spanduk, di antaranya bertuliskan "Pikirkan Pendidikan Anak-anak Kami" dan "Kota Layak Anak Kok Enggak Mau Bantu Siswanya?"

Setelah berunjuk rasa selama 30 menit, para pengunjuk rasa ditemui oleh Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Depok, Mulyadi.

Kepada pengunjuk rasa, Mulyadi berjanji akan menyampaikan tuntutan tersebut ke atasannya.

Aksi unjuk rasa dikawal aparat dari Satpol PP Kota Depok. Meski berada di depan Balai Kota, aksi unjuk rasa terpantau sampai menyebabkan kemacetan lalu lintas di ruas Jalan Margonda yang ada di depan Balai Kota.

(baca: Minta Tambahan Upah, Sopir Truk Sampah di Depok Mogok Kerja)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com