Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Terima Diberhentikan Polisi, Pengendara Ini Injak-injak Motornya

Kompas.com - 16/08/2017, 12:38 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan kemarahan pengendara sepeda motor di ruas jalan kawasan Jakarta Timur tersebar di media sosial.

Video berdurasi 27 detik itu memperlihatkan dua pengendara sepeda motor bebek warna hitam yang dihentikan petugas Satlantas karena melawan arus dengan menaiki pembatas jalan.

Saat petugas hendak menghentikan motor tersebut, tiba-tiba salah seorang pengendara yang menggunakan jaket hitam menjatuhkan motornya dan langsung menendang motor tersebut.

Petugas berusaha mengangkat motor itu. Namun, tampak pengendara tersebut terus menendang bahkan menginjak-injak motor yang jatuh di tanah.

Pengendara lainnya hanya diam melihat kelakuan rekannya itu. Sementara itu, seorang petugas lainnya sibuk merekam kelakuan pengendara yang merusak motor tersebut.

(Baca juga: Pengendara dalam Video Polantas yang Viral Disebut Langgar Marka Jalan)

Saat dikonfirmasi, Rabu (16/8/2017), Kasatlantas Jakart Timur AKBP Sutimin mengatakan bahwa kejadian itu berlangsung di ruas Jalan DI Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta Timur pada Senin (14/8/2017).

Berdasarkan keterangan seorang petugas Satlantas bernama Aiptu Mutiadi, pengendara sepeda motor bernomor polisi B-6007-PEM itu hendak menuju arah utara atau menuju Pasar Gembrong dengan melintasi pembatas jalan.

Mutiadi bersama seorang rekannya yang sedang berjaga di ruas jalan tersebut kemudian menghampiri dan menghentikan pengendara.

Namun, si pengendara menolak untuk dihentikan petugas. Pengendara menginjak-injak motornya sambil berteriak akan membakar motor itu.

"Pengendara tidak terima kendaraannya akan diamankan petugas sehingga menarik dan menginjak-injak motor dan teriak akan membakaran kendaraan itu," ujar Sutimin.

(Baca juga: Tak Terima Motornya Dihentikan, Seorang Warga Serang Anggota Polantas)

Saat situasi mulai kondusif, petugas kemudian meminta SIM dan STNK motor. Ternyata, STNK motor telah mati selama lima tahun. Pengendara tersebut juga tak bisa menunjukan SIM-nya.

Diduga, pengendara tersebut marah-marah karena tahu kendaraannya akan diamankan polisi. Polisi membawa motor tersebut ke pos polisi terdekat.

Namun, meski sudah ditilang dan motor miliknya disita, pengendara itu tetap adu mulut dengan petugas untuk mempertahankan motornya.

"Si pengendara bahkan pasca-penilangan masih keras ingin mempertahankan kendaraannya dan masih ingin membakar kendaraannya, tetapi sudah kami amankan motornya," ujar Sutimin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com