Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPRD DKI Tolak Penghapusan Anggaran Pengawasan Pulau Reklamasi

Kompas.com - 25/08/2017, 14:32 WIB
Nursita Sari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Iman Satria mempersoalkan penghapusan anggaran pengawasan lingkungan di pulau hasil reklamasi dalam Kebijakan Umum Perubahan Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUPA-PPAS) APBD 2017.

Pengawasan itu mulanya dianggarkan dalam anggaran Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. Menurut Iman, pengawasan harus tetap dilakukan meskipun saat ini Kementerian Lingkungan Hidup masih menerapkan moratorium pembangunan pulau reklamasi di Teluk Jakarta.

"Meskipun ada moratorium, dampak dari pulau reklamasi yang tidak selesai itu harus diawasi dampak lingkungannya. Anggarannya jangan dimatikan semuanya," ujar Iman, dalam rapat Badan Anggaran bersama eksekutif di Gedung DPRD DKI, Jumat (25/8/2017).

(baca: Jokowi Serahkan Sertifikat Pengelolaan Pulau Reklamasi kepada DKI)

Iman tidak setuju anggaran pengawasan pulau reklamasi sekitar Rp 88 juta itu dihapus. Dia ingin Pemprov DKI tetap menganggarkan pengawasan analisis mengenai dampak lingkungan di pulau reklamasi.

"Saya tidak setuju ini harus dikurangkan. Saya menolak untuk menandatangani ada pengurangan ini," kata Iman.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, pihaknya menghapus anggaran tersebut karena khawatir jadi anggaran yang tidak terserap lantaran pengawasan dianggap tidak bisa dilakukan setelah reklamasi dimoratorium.

"Saya khawatir kami menganggarkan ternyata kami tidak bisa melakukan kegiatan ini karena memang masih kewenangannya sementara ditarik di Kementerian LHK terkait dengan moratorium reklamasi ini," ucap Isnawa dalam kesempatan yang sama.

Saat jeda rapat, Isnawa menyebut Dinas Lingkungan Hidup akan mempertimbangkan masukan Iman. Mereka tidak akan menghapus semua anggaran pengawasan, melainkan hanya melakukan efisiensi.

"Oke kami sepakat tidak dimatikan, tetap kami akan melakukan pengawasan terhadap pembangunan-pembangunan reklamasi, tetapi mungkin ada komponen-komponen yang bisa kami efisienkan," kata Isnawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com