Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinsos DKI Minta Stop Bantuan ke Bocah Penjual Es yang Viral di Medsos

Kompas.com - 29/08/2017, 22:27 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Dinas Sosial DKI Jakarta menyampaikan, bocah bernama Adittia April Setiawan yang fotonya saat berjualan es menjadi viral di media sosial bukan berasal dari keluarga tidak mampu.

Menurut Kepala Seksi Rehab Sosial Sudinsos Jakarta Utara Widia, Adit tinggal bersama kakek dan neneknya di daerah Cilincing, Jakarta Utara.

Adapun kakek Adit memiliki usaha bagan, sedangkan neneknya memiliki usaha meminjamkan uang kepada warga.

Sementara itu, ibu Adit merupakan seorang tenaga kerja wanita (TKW) yang cukup rutin mengirimkan uang kepada Adit, sedangkan ayah Adit tak diketahui keberadaannya.

"Rumah milik kakek dan neneknya juga terbilang jauh lebih mapan dibanding rumah tetangga lainnya," ujar Widia saat dihubungi Kompas.com, Selasa (29/8/2017).

(Baca juga: Kisah Anak 16 Tahun Nafkahi Sang Adik karena Ditinggal Pergi Orangtua)

Foto yang beredar di media sosial itu memperlihatkan Adit tengah berjualan es. Keterangan pada foto tersebut menyebut Adit sebagai anak dari keluarga tidak mampu yang berusaha menghidupi keluarganya dengan berjualan es.

Menurut Widia, Adit memang berjualan es untuk membantu neneknya. Namun, kata dia, Adit tidak jujur ketika berjualan.

Kepada pembeli yang datang, Adit mengatakan bahwa kedua orangtuanya telah meninggal dan dia tidur di jalan.

Hal itu membuat orang mengasihaninya dan memberikan uang lebih kepada bocah tersebut. Uang hasil belas kasihan itu, kata Widia, digunakan Adit untuk bermain game online.

Widia mengatakan, saat foto-foto tersebut viral, Adit semakin banyak mendapatkan bantuan. Widia berharap, bantuan yang ditujukan kepada Adit itu bisa disalurkan ke warga yang lebih membutuhkan.

Dinsos DKI juga telah menyampaikan konfirmasi mengenai Adit ini melalui Facebook resmi mereka.

"Kalau saya sarankan bantuan itu disalurkan ke masyarakat yang lebih membutuhkan saja. Bantuan-bantuan distop saja. Yang mau membantu silakan ke tempat lain," ujar Widia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com