Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Fasilitas dan Kegiatan untuk Anak-anak di Rusun Pulogebang

Kompas.com - 06/09/2017, 20:02 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

Namun, Ageng menyatakan, semua fasilitas itu belum cukup untuk membuat 300-an anak-anak berbagai usia penghuni Rusunawa Pulogebang bisa berinteraksi dengan baik antar-sesamanya.

Oleh sebab itu, pihaknya berencana akan membuat satu ruangan khusus yang bisa dipakai anak-anak dari delapan blok di Rusunawa Pulogebang.

"Rencananya kami memang ingin membentuk semacam melting pot satu ruangan yang akan mengumpulkan anak-anak dari semua blok dan akan diletakkan di tengah rusun," ucap Ageng.

Adapun tujuan pembangunan ruang melting pot itu adalah agar anak-anak di semua blok Rusunawa Pulogebang bisa berbaur satu sama lain.

"Sehingga bisa menghindari egoisme masing-masing anak dan mereka bisa bermain tanpa melihat temannya dari blok yang mana," imbuh Ageng.

Baca: PAM Jaya Diminta Tangani Buruknya Kualitas Air di Rusunawa Muara Baru

Idealnya fasilitas bagi anak-anak di rusun Jakarta terutama Rusunawa Pulogebang kemudian melahirkan banyak kegiatan positif. Salah satunya adalah paduan suara "Aku Anak Rusun."

Program paduan suara ini diikuti anak-anak usia 6-17 tahun yang berasal dari beberapa rusun seperti Rusun Pulogebang, Rusun Albo (Cakung Barat), Rusun Tambora, dan Rusun Marunda.

Chelsea (10) salah seorang anak anggota paduan suara "Aku Anak Rusun" mengaku senang mengikuti kegiatan ini karena dalam waktu dekat dia dan teman-temannya akan ambil bagian dalam operet Aku Anak Rusun: Ada Gulali di Hatiku yang bakal digelar 21 September.

"Saya senang bisa ikut paduan suara dan operet ini. Inginnya saya sama teman-teman bisa kasih tahu kalau anak rusun bisa berprestasi juga," kata Chelsea.

Sementara itu, orangtua Chelsea dan beberapa orang tua anak-anak rusun lainnya juga terlihat memberikan dukungan penuh kegiatan operet tersebut.

"Ya kami sebagai orangtua mendukung saja, yang penting anak senang dan juga ini kan bisa jadi tempat belajar mereka," kata orangtua Chelsea. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com