"Perumahan warga kan sudah banyak yang menjorok ke sungai, jadi tidak mungkin lagi dapat kami jadikan lokasi penampungan sampah," kata dia.
Baca: Menyusuri Sungai "Sejuta Sampah" di Jati Bunder
Untuk menyiasatinya, para petugas mengumpulkan sampah di badan sungai yang terletak di RT 14 untuk kemudian diangkut menggunakan mobil pikap.
"Truk tidak bisa masuk, kami hanya bisa menggunakan pikap, bolak balik dan maksimal mengangkut 8-10 kubik sampah untuk lokasi itu saja," sebutnya.
Jika memungkinkan, lanjut Rifki, proses pengangkutan sampah tersebut dapat dilakukan dua hingga tiga kali dalam sehari.
"Sementara ini hanya itu yang dapat kami lakukan. Kalau warga tidak segera sadar ya kami ini yang akan selalu 'babak belur'," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.