JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 50 kepala keluarga (KK) yang merupakan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) pada hari ini, Jumat (15/9/2017), mengikuti pengundian untuk menempati unit hunian di tiga rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Jakarta. Mereka akhirnya bisa tinggal di rusun setelah mendaftar sejak 2013.
"Alhamdulillah setelah menunggu lama, Ibu, Bapak, Saudara, mendapatkan kesempatan untuk menempati rusunawa. Dari sekitar 12.000 (orang) yang mendaftar, Ibu Bapak termasuk yang cukup sabar," ujar Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat dalam acara pengundian unit rusun di Balai Kota DKI Jakarta.
Djarot menuturkan, penghuni rusun itu nantinya akan mendapatkan fasilitas gratis naik transjakarta, bisa mendapatkan harga bahan pangan murah saat ada operasi pasar, hingga anak-anak mereka mendapatkan Kartu Jakarta Pintar (KJP).
Baca: Dinas Perumahan Akan Hapus Denda Tunggakan Warga Rusun
Dia pun meminta kepada semua warga untuk selalu rutin membayar uang sewa setiap bulannya secara non-tunai melalui Bank DKI.
"Janji lho ya, biasanya ketika sekarang mau (bayar). Begitu 2-3 bulan, udah lupa (untuk bayar). Aku udah ngomong terlebih dahulu lho ini," kata Djarot.
Salah satu warga, Novti Deni (47), mengaku sudah daftar untuk tinggal di rusun sejak 2013. Warga yang tinggal di Klender, Jakarta Timur, itu akan pindah ke Rusun Pinus Elok. Dia pun berjanji akan rajin membayar uang sewa.
"Saya bersedia (membayar sewa), Pak," kata Novti kepada Djarot.
Baca: Dinas Perumahan Akan Klasifikasi Warga yang Tinggal di Rusun
Ketiga rusun yang siap dihuni untuk 50 KK tersebut yakni 20 unit di Rusun Komaruddin dengan harga sewa Rp 341.000 - Rp 508.000 per bulan, 20 unit di Rusun Pulo Gebang dengan sewa Rp 297.000 - 443.000 per bulan, dan 10 unit di Rusun Pinus Elok dengan sewa Rp 341.000 - Rp 508.000 per bulan.