Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kompleks Akabri Akan Laporkan Tentara yang Ambil Alih Rumah ke Polisi

Kompas.com - 19/09/2017, 15:34 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Komplek Akabri berencana melapor ke polisi terkait pengambilalihan sebuah rumah pada Selasa (19/9/2017) tadi. Tentara dianggap melakukan tindak pidana ketika mengambil alih rumah itu.

"Ketika tentara mengosongkan rumah, warga tidak pernah menyaksikan barang yang diambil. Boleh diketagorikan tindakan perampokan," kata Ketua Kerukunan Keluarga Besar Penghuni Komplek Akabri (KKBPKA) Hendro Prakoso, Selasa siang.

Rumah yang diambil bernomor 15A. Rumah itu dihuni oleh seorang putra purnawirawan TNI bernama Eri.

Hendro menyebut Eri memiliki pekerjaan yang mengharuskan ia pergi pagi hari dan kembali malam.

 

Baca: Tentara Ambil Alih Rumah di Komplek Akabri Saat Penghuni Pergi Kerja

Terkadang, Eri juga tak pulang. Pihak TNI diduga mengetahui kondisi ini dan memanfaatkan kesibukan Eri untuk mengambil alih.

Sekitar 50 anggota pasukan datang dengan enam truk, satu bus, dan satu ambulans pada pukul 09.30.

Mereka membuat barikade di kedua ujung gang rumah Eri. Warga lain yang mencoba menghentikan, tak bisa mendekat.

Warga menolak menggunakan kekerasan dan pasrah membiarkan tentara mengosongkan rumah itu.

Barang-barang di dalam rumah dikeluarkan dan dimasukkan truk. Kemudian mereka memasang rantai dan menggembok pagar rumah itu.

"Ini sudah masuk ranah pidana. Penggembokan dan masuk rumah yang masih berprnghuni itu sudah sarat pidana," kata Hendro.

Baca: Warga Kompleks Akabri Sayangkan Pihak TNI Tak Hadiri Sidang Gugatan

Hendro berharap laporan kali ini diterima oleh kepolisian.

Ia sebelumnya berusaha melaporkan ancaman yang dirasakan warga dari TNI, namun ditolak oleh Polsek Setaibudi dan Polres Metro Jakarta Selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com