Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler Megapolitan: Pemukulan Joker hingga Kisah Tajudin Ajak Anaknya "Ngojek"

Kompas.com - 27/09/2017, 07:00 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Berita soal pemukulan terhadap Nasoem Sulaiman alias Joker, menjadi berita terpopuler dari Jakarta dan sekitarnya. Joker adalah pelaku pembubaran ibadah kebaktian di Rumah Susun Pulogebang, Jakarta Timur, pada Sabtu (23/9/2017).

Menurut Kepala Unit Pengelola Rusun (UPRS) Pulogebang Ageng Darminto, pemukulan Joker terjadi pada Minggu (24/9/2017) sore menjelang malam, setelah proses mediasi terkait masalah pembubaran kebaktian. Adapun pelaku pemukulan Joker masih dalam penyelidikan kepolisian.

(baca: Joker Dipukuli Orang Tak Dikenal Usai Mediasi Pembubaran Kebaktian di Rusun Pulogebang)

Berita terpopuler selanjutnya adalah penjelasan Grab mengenai pesan berantai soal adanya pengemudi Grabcar yang merampok rumah pelanggannya. Marketing Director Grab Indonesia Mediko Azwar menyebut pesan berantai atau broadcast message itu hoaks.

(baca: Penjelasan Grab soal "Broadcast" Pengemudi yang Rampok Rumah Pelanggan)

Sejumlah pekerja melakukan pemasangan batu pecahan tembok berlin di kawasan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kalijodo, Jakarta Barat, Selasa (26/9/3017). Karya seni instalasi ini bernama Patung Menembus Batas terdiri dari empat pecahan tembok Berlin dan 14 patung baja hasil karya dari seniman Teguh Osternik.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Sejumlah pekerja melakukan pemasangan batu pecahan tembok berlin di kawasan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kalijodo, Jakarta Barat, Selasa (26/9/3017). Karya seni instalasi ini bernama Patung Menembus Batas terdiri dari empat pecahan tembok Berlin dan 14 patung baja hasil karya dari seniman Teguh Osternik.

Pemindahan batu pecahan tembok Berlin dari Depok ke Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo di Jakarta Barat, juga disukai pembaca. Pemasangan batu yang dinamakan Patung Menembus Batas itu pun mulai dilakukan di ruang publik tersebut.

Pecahan tembok Berlin itu diangkut ke Kalijodo menggunakan empat truk.

(baca: Diangkut 4 Truk, Pecahan Tembok Berlin Tiba di RPTRA Kalijodo)

Muhamad Tajudin (31) bersama anak pertamanya, Muhamad Rifky Febryan (7) saat ditemui Kompas.com, Selasa (26/9/2017).Kompas.com/Sherly Puspita Muhamad Tajudin (31) bersama anak pertamanya, Muhamad Rifky Febryan (7) saat ditemui Kompas.com, Selasa (26/9/2017).

Kisah Muhamad Tajudin (31) yang membawa kedua anaknya saat mengantar orderan penumpang sangat menyentuh. Tajudin mengajak kedua anaknya bekerja karena istrinya pergi beberapa pekan lalu.

Menurut Tajudin, kedua anaknya diajak agar dia bisa tetap bekerja sambil mengurus dan menjaga anak-anaknya.

(baca: Ditinggal Istri, Tajudin Terpaksa "Ngojek" Sambil Bawa Kedua Anaknya)

Kemudian, ada berita soal seorang tahanan narkoba, Shadat Tino (23), yang menikahi seorang gadis bernama Lidya (23) di Mapolsek Limo, Depok.

Tino sudah sekitar sebulan mendekam di sel tahanan Mapolsek Limo. Dia ditangkap dan ditahan akibat kedapatan menyimpan 1 kilogram ganja. Adapun Tino menikahi Lidya sebagai bentuk tanggung jawab.

Selain Tino, banyak tahanan berbagai kasus yang menikah di kantor polisi.

(baca: "Tanggung Jawab Lah Dinikahin, Masa Cuma Dipacarin Doang!")


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com