JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerima berbagai macam jenis aduan warga. Salah satunya adalah aduan dari seorang wanita paruh baya yang mengeluh harga airnya terlampau mahal.
Namun, Anies merasa ibu tersebut bukan warga yang benar-benar tidak mampu. Sebab, ternyata ibu tersebut memiliki kontrakan 4 petak.
"Rumah Ibu luasnya berapa? tanya Anies.
"200 meter, Pak," jawab ibu itu.
"Loh besar dong," kata Anies.
"Iya buat biaya hidup Pak, dipetak-petak," jawab si ibu.
Baca juga : Anies Akan Evaluasi Proses Pengaduan Warga di Balai Kota
Ibu tersebut mengatakan lahan miliknya dijadikan 4 bidang kontrakan sebesar Rp 500.000. Meski memiliki kontrakan, ibu tersebut merasa berat dengan tarif air yang dia bayar.
"Tapi ibu kan usaha juga kan," kata Anies.
"Enggak Pak, cuma tempat tinggal doang," jawab si ibu.
"Bukannya dipakai kontrakan?" tanya Anies.
"Iya itu supaya ada biaya hidup," jawab dia.
"Itu kan lumayan Bu," kata Anies.
Baca juga : Model Pengaduan Warga di Balai Kota Belum Berubah, Anies Akan Ganti?
Anies pun menasihati ibu tersebut. Anies mengatakan tidak adil jika dia menurunkan tarif air si ibu, sementara warga lain menanggung tarif yang sama. Dia menyarankan kepada ibu itu agar menaikkan tarif sewa kontrakan agar penyewa juga ikut menanggung. Namun, ibu itu memelas minta dikasihani agar Anies menurunkan tarif air untuknya saja.
"Dibicarakan dulu sama yang pada nyewa, ini airnya naik. Jadi tanggung ramai-ramai. Ibu ajak semuanya berunding, jangan ditanggung sendiri," kata Anies.
"Tolonglah, Pak," jawab si ibu.
"Kalau saya kasih satu, nanti yang lain bagaimana? Adil enggak saya nanti?" tanya Anies.
"Tolonglah Pak. Cuma saya sendiri doang," kata si ibu.
Baca juga : Pengaduan Warga, Tradisi di Balai Kota yang Diharapkan Terus Ada...
Pada akhirnya, Anies tetap meminta ibu tersebut untuk membicarakan tarif air ini kepada penyewanya.
"Mereka belum tentu mau, Pak," kata ibu.
"Diajak ngomong dulu deh," ujar Anies.
Baca juga : Curhat ke Anies Nangis, Ibu Ini Tersedu Lagi Saat Mengadu ke Sandi