Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah 4 Tahun Ditengok Jokowi, Waduk Rawa Lindung Masih Terbengkalai

Kompas.com - 14/11/2017, 20:39 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Waduk Rawa Lindung yang dibangun untuk mengentaskan banjir di kawasan Pesanggrahan, hingga Selasa (14/11/2017) belum rampung juga pembangunannya setelah empat tahun dicanangkan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Memasuki musim penghujan 2017, sejumlah warga Petukangan Selatan masih terancam banjir karena sebagian lahan untuk waduk belum dibebaskan.

Kepala Bagian Penataan Kota dan Lingkungan Hidup Jakarta Selatan Bambang Eko Prabowo mengatakan selama empat tahun terakhir, baru ada 11 bidang yang sudah dibebaskan untuk perluasan waduk tersebut.

"Total luas bidang yang sudah dibebaskan seluas 12.171 meter persegi," kata Bambang ketika dikonfirmasi.

Di lahan yang akan dibebaskan, masih ada ekskavator terlihat menganggur. Wacana pelebaran waduk yang terletak di kawasan RW 05 Petukangan Selatan itu sudah dimulai sejak era kepemimpinan Joko Widodo.

Baca juga : Dari Era Jokowi Jadi Gubernur hingga Kini, Waduk Rawa Lindung Belum Juga Cantik

Kondisi saluran air di Waduk Rawa Lindung di RW 05, Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Kamis (9/11/2017).KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR Kondisi saluran air di Waduk Rawa Lindung di RW 05, Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Kamis (9/11/2017).
Djarot Saiful Hidayat yang melanjutkan tampuk kepemimpinan Ibu Kota, saat kampanye bersama Basuki Tjahaja Purnama pada November 2016 lalu sempat berjanji meneruskan pembangunannya.

Selain ukuran dan daya tampungnya yang minim, waduk tersebut juga sudah mengalami sedimentasi cukup parah, sehingga kedalamannya hanya tinggal satu meter.

Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat memancing ketika meninjau Waduk Rawa Lindung di Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Selasa (29/11/2016).Nibras Nada Nailufar Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat memancing ketika meninjau Waduk Rawa Lindung di Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Selasa (29/11/2016).
Saluran-saluran air dari jalan protokol yang bermuara di waduk pun sudah mampet oleh sampah dan tumbuhan liar. Djarot sempat berjanji akan menata dan mempercantik waduk ini, namun hingga akhir kepemimpinannya, belum juga dilakukan.

Baca juga : Tinjau Waduk Rawa Lindung, Djarot Sempat Memancing

Bambang mengatakan, pelebaran waduk terkendala pembebasan lahan. Saat ini, dia sedang menunggu lanjutan pembebasan dua bidang lahan atas nama Casrawati Kartika.

"Rencana pelepasan haknya tanggal 20 November nanti," kata Bambang.

Sementara itu, Camat Pesanggrahan M Fadjar Churniawan mengatakan total jumlah bidang yang belum bebas hingga kini ada enam bidang.

"Sekitar dua pekan lalu, baru ada negosiasi harga antara Pemkot dengan pemilik lahan, sekiranya nanti sudah ada kesepakatan, kami dari pihak kecamatan akan dipanggil sebagai saksi," kata Fadjar.

Joko Widodo pernah mengunjungi waduk ini pada 18 November 2013. Saat itu, waduk tersebut merupakan pemicu banjir empat RW di permukiman sekitar waduk.

Baca juga : Jokowi Prihatin Lihat Waduk Rawa Lindung

Kepada warga, Jokowi mengaku prihatin atas kondisi waduk tersebut. Selain karena sebagian besar area waduk tertutup oleh eceng gondok, sudah 25 tahun lebih waduk tak tersentuh normalisasi. Tidak heran kala hujan tiba, air melimpas ke empat RW di sekitarnya.

"Sekarang paling dalamnya enggak sampai 1 meter. Nanti dikeruk, dibersihkan. Di dalamnya nanti dibikin sampai enam meter," ujarnya saat itu.

Kompas TV Sebelum bertolak ke sidang ke-11 kasus dugaan penodaan agama, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sempat bicara soal banjir yang nyaris melumpuhkan Jakarta. Ahok mengeluhkan terhambatnya pembangunan sejumlah infrastruktur penanggulangan banjir, seperti waduk dan sodetan, akibat masalah gugatan hukum dan sulitnya merelokasi warga karena rusunawa penampung belum selesai dibangun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com