Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyaksikan Preman Meminta Jatah Harian kepada PKL Tanah Abang

Kompas.com - 15/11/2017, 17:30 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Jalur pedestrian atau trotoar di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, tepatnya di sekitar trotoar jembatan penghubung antara Blok F dan Blok G, kembali dipadati PKL. Mereka pun dengan rela memberikan jatah preman.

Pada Rabu (15/11/2017), Kompas.com mencoba mengamati kegiatan PKL yang disambangi orang yang meminta pungutan liar dari pukul 14.00 sampai pukul 16.00 WIB di salah satu lapak milik PKL yang berada di sekitar trotoar jembatan penghubung antara Blok F dan Blok G. Sebut saja namanya Boy (bukan nama aslinya).

Menurut Boy, setiap bulan ada orang yang meminta bayaran per bulan Rp 500.000. Dia menyebut orang tersebut merupakan anak buah salah satu tokoh ternama di kawasan Tanah Abang.

Baca juga: Lulung Akui Punya Lahan yang Disewakan untuk PKL Tanah Abang

"Di sini, bulanan Rp 500.000, rata semua lapak," kata Boy kepada Kompas.com, Rabu (15/11/2017).

Pedagang kaki lima (PKL) di seberang Stasiun Tanah Abang kembali kuasai trotoar dan badan jalan, Jumat (1/72016).Kahfi Dirga Cahya Pedagang kaki lima (PKL) di seberang Stasiun Tanah Abang kembali kuasai trotoar dan badan jalan, Jumat (1/72016).
Di luar itu, masih ada jatah preman harian Rp 5.000 untuk sewa lahan dan Rp 3.000 untuk biaya menitipkan barang dagangan di parkiran saat ada razia satpol PP.

Baca juga: Solusi Jangka Pendek, Anies Tetap Akan Tertibkan PKL Tanah Abang

Apa yang diucapkan Boy disaksikan langsung oleh Kompas.com. Tiba-tiba, ada seseorang datang ke lapak Boy.

Tanpa perlu diminta, Boy langsung menyalami pria tersebut.

"Lagi sepi nih, Bang, belum penglaris," kata Boy sambil menyodorkan uang Rp 5.000 kepada orang tersebut.

Tak selang beberapa lama, seorang pria kembali menghampirinya. Boy lantas memberikan uang sebesar Rp 3.000 kepada pria bertubuh tambun tersebut.

Baca juga: Pasang Badan Sandiaga untuk PKL Tanah Abang

Satpol PP merazia pedagang kaki lima (PKL) Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (10/6/6/2016).KOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA Satpol PP merazia pedagang kaki lima (PKL) Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (10/6/6/2016).

"Itu untuk parkiran, jadi kalau ada satpol PP, barang-barang kami dititipkan dulu di parkiran, di sini enggak ada yang gratis, Bro," kata Boy.

Jika dijumlahkan, kata Boy, dalam setiap bulan mereka harus mengeluarkan jatah preman Rp 740.000.

Kompas TV Pascapenertiban, para pedagang kembali berjualan di atas trotoar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com