Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Mesti Lakukan Pemetaan Terkait Pengadaan Lahan Perumahan

Kompas.com - 20/11/2017, 17:59 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Alokasi anggaran pengadaan tanah untuk perumahan rakyat dan pemukiman dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) DKI 2018 dinilai bukan hal utama.

Dosen Kelompok Keahlian Perumahan Permukiman Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SKPPK) Institut Teknologi Bandung (ITB) Jehansyah Siregar mengatakan, ada beberapa hal penting lainnya yang bisa dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam hal pengadaan tanah di samping alokasi anggaran.

"Anggaran boleh saja dialokasikan tapi pertama harusnya pemetaan dulu. Jadi lahan-lahan yang potensial untuk perumahan rakyat itu di mana saja dan ini juga terkait lokasi permukiman kumuh yang mau ditata," kata Jehansyah saat dihubungi Kompas.com, Senin (20/11/2017).

Jehansyah menambahkan, masih banyak lahan di DKI Jakarta yang bisa digunakan untuk perumahan rakyat. Mantan Tenaga Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bidang Perumahan dan Permukiman itu menyebutkan, banyak lahan milik negara dan BUMN yang kondisinya saat ini ditempati masyarakat.

Baca juga : Anggaran Gelondongan Pengadaan Lahan Rp 798 Miliar di RAPBD DKI 2018

"Nah ini gubernur bisa membuat usulan-usalan, proposal untuk menata kawasan tersebut. Di satu sisi tanah BUMN itu tidak dipakai semua tapi ditata kembali dan warganya yang di sana tidak digusur sehingga kawasan tersebut meningkat kualitasnya," imbuh dia.

Hal itu, lanjut Jehansyah, yang dinamakan konsolidasi lahan sehingga apabila dijalankan, kecil kemungkinannya bakal ada pembebasan lahan menggunakan anggaran.

Soal konsolidasi lahan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno pernah menyinggungnya. Dia mengatakan, konsolidasi lahan bakal digunakan untuk program rumah berlapis di Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara.

"Contohnya nanti di Akuarium. Coba lihat nanti begitu sudah di-launching, itu bagian dari land consolidation," ujar Sandi pada 6 November 2017.

 Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta menganggarkan dana sebesar Rp 798,1 miliar di dalam RAPBD DKI 2018 untuk pengadaan lahan. Rencana alokasi anggaran itu tercantum situs apbd.jakarta.go.id, sebagaimana dilihat Kompas.com Senin.

Namun dalam situs tersebut, anggaran ditulis secara gelondongan. Artinya tidak ada rincian lahan mana saja yang akan dibeli Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tahun 2018.

Anggaran tersebut masih ditambah biaya pemeriksaan tanah sebesar Rp 12,1 juta dan biaya pendaftaran pengukuran tanah sebesar Rp 28,6 juta. Jika ditotal, anggaran untuk pelaksanaan pengadaan tanah menjadi Rp 798.140.700.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com