Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Privatisasi Lahan di Pulau Pari, Sandi Akan Koordinasi dengan BPN

Kompas.com - 24/11/2017, 17:30 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno siap berkoordinasi dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk menyikapi permasalahan yang ada di Pulau Pari, Kepulauan Seribu.

Lahan di Pulau Pari saat ini tengah menjadi sengketa antara masyarakat lokal di sana dengan PT Bumi Pari Asri. Perusahaan swasta itu mengklaim 90 persen lahan di Pulau Pari adalah milik mereka.

"Kita akan koordinasi dengan BPN di sana. Kita pastikan masyarakat di sana tidak terzalimi," ujar Sandi di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jumat (24/11/2017).

Selain itu, Sandi juga mengaku akan memeriksa semua aspek hukum yang berhubungan dengan lahan di Pulau Pari.

Baca juga : Belum Ada Action dari Anies, Warga Pulau Pari ke Balai Kota Lagi

Sandi ingin masyarakat di sana mendapatkan kehidupan yang layak dan memiliki penghasilan cukup untuk membiayai kehidupan mereka.

"Kita juga akan lihat aspek-aspek apa yang bisa meningkatkan penghasilan dan menyelesaikan ketimpangan luar biasa di Pulau Pari," ujar Sandi.

Baca juga : Warga Pulau Pari Bantah Polisi yang Sebut Kericuhan karena Salah Paham

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bertemu warga Pulau Pari di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (31/10/2017). KOMPAS.com/JESSI CARINA Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bertemu warga Pulau Pari di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (31/10/2017).
Sengketa lahan antara sejumlah warga Pulau Pari dengan PT Bumi Pari Asri telah berlangsung lama. Sulaiman selaku Ketua RW 04 Pulau Pari yang datang ke Balai Kota bulan lalu menceritakan pengalaman mereka yang merasa dikriminalisasi.

Sambil menyerahkan berbagai berkas kepada Gubernur Anies Baswedan, Sulaiman mengatakan banyak warga yang sudah dipidana karena masalah itu.

"Saat ini sudah ada beberapa warga masuk tahanan. Saya sebagai ketua RW saat ini sudah juga jadi tersangka karena pasal penyerobotan pekarangan orang lain," kata Sulaiman.

Baca juga : Polisi Dihadang Warga Saat Pasang Plang Pengumuman Rumah Bersengketa di Pulau Pari

Anies belum bisa memberi banyak jawaban kepada Sulaiman. Dia hanya menerima berkasnya dan berjanji akan mempelajari.

"Sip, saya bawa deh, kita lihat, biar bisa dipelajari lebih lanjut," kata Anies.

Sebelum mengadu ke Anies, warga Pulau Pari sudah mengadu ke sejumlah tempat. Salah satunya ke DPRD DKI Jakarta.

Warga mengatakan, mereka sudah menghuni pulau itu turun-temurun sehingga berhak memiliki lahan tempat tinggal mereka. Namun, mereka mengaku tidak memiliki dokumen legal seperti sertifikat yang bisa membuktikan kepemilikan lahannya.

Baca juga : Warga Pulau Pari Mengadu ke Gubernur Anies

Anggota Komisi A DPRD DKI, warga Pulau Pari, dan Kepala Kantor Pertanahan Jakarta Utara Kasten Situmorang meihat peta Pulau Pari di Gedung DPRD DKI, Selasa (3/10/2017). KOMPAS.com/JESSI CARINA Anggota Komisi A DPRD DKI, warga Pulau Pari, dan Kepala Kantor Pertanahan Jakarta Utara Kasten Situmorang meihat peta Pulau Pari di Gedung DPRD DKI, Selasa (3/10/2017).
Bumi Pari Asri muncul dan mengklaim telah membeli lahan pulau itu bertahun-tahun lalu. Perusahaan tersebut merasa pulau itu miliknya.

Masalah kepemilikan lahan itu kemudian berkembang ke persoalan lain. Warga Pulau Pari merasa terintimidasi dan dikriminalisasi di tanah kelahiran mereka sendiri. Mereka menduga intimidasi itu berkaitan dengan kasus perebutan lahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com