Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Samani dan Suwardi, Tukang Semir di Balai Kota yang Ingin Menyemir Sepatu Sandiaga...

Kompas.com - 13/12/2017, 06:49 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga etalase kaca berukuran 2x0,5 meter diletakkan menyiku di sisi kanan Masjid Fatahillah, Balai Kota DKI Jakarta. Berpasang-pasang sepatu milik jamaah masjid berjejer rapi di sana.

Sepatu-sepatu yang berjajar di etalase itu tampak kinclong. Di sela-sela etalase tersebut, terlihat dua orang pria yang tengah memangku sepatu sambil terus menyikat dan menyemirnya.

Namanya Samani dan Suwardi.

"Sebentar ya, Pak. Sepatunya masih digosok," ujar Samani saat salah satu pelanggannya hendak mengambil sepatu yang sedang disemirnya, Selasa (12/12/2017).

Pelanggan Samani dan Suwardi tentu merupakan para pegawai negeri sipil (PNS) dan karyawan Balai Kota. Sepatu-sepatu disemir saat para pemiliknya menjalankan salat.

Puluhan sepatu telah mereka semir siang itu. Padahal waktu salat Dzuhur sangat singkat, tak sampai satu jam. Gerakan tangan mereka begitu cekatan, seperti sudah sangat terbiasa menyemir sepatu.

Mereka pun hapal sepatu pelanggannya, sehingga saat pelanggan mendekati etalase, Samani dan Suwardi langsung menyodorkan sepasang sepatu dari deretan puluhan pasang sepatu lainnya.

Tiga etalase kaca berukuran kurang lebih 2 x 0,5 meter diletakkan menyiku di sisi kanan Masjid Fatahillah, Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (12/12/2017).Kompas.com/Sherly Puspita Tiga etalase kaca berukuran kurang lebih 2 x 0,5 meter diletakkan menyiku di sisi kanan Masjid Fatahillah, Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (12/12/2017).
Ternyata, Samani dan Suwardi bukan penyemir sepatu tulen.

Menyemir sepatu hanya pekerjaan sampingan saja. Pekerjaan utama mereka sebagai pengurus Masjid Fatahillah atau disebut marbut.

"Kami sebetulnya adalah marbut. Sudah lama kerja di sini, sejak zaman Pak Wiyogo (mantan Gubernur DKI Jakarta Wiyogo Atmodarminto). Dulu belum ada masjid ini, masih mushala, tetapi kami sudah nyemir sepatu saat itu," cerita Samani.

Wiyogo merupakan Gubernur DKI Jakarta periode 1987-1992. Samani dan Suwardi mulai bekerja di Balai Kota pada akhir pemerintahan Wiyogo atau pada tahun 1992.

Dalam sehari, Samani dan Suwardi mengaku dapat meraup untung sebesar Rp 200.000.

"Itu hasilnya dibagi berdua. Sekali semir biasanya orang ngasih Rp 3.000, atau seikhlasnya yang ngasih saja ke kita sih," tutur Suwardi melanjutkan cerita Samani.

Ingin semir sepatu Sandiaga

Lama menjadi tukang semir di Masjid Fatahillah tentu membuat Samani dan Suwardi kerap bertemu dengan pejabat DKI. Namun ternyata tak banyak pejabat yang menggunakan jasanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror 'Debt Collector'

Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror "Debt Collector"

Megapolitan
3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas 'One Stop Service' untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas "One Stop Service" untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Megapolitan
“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar'

“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar"

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Kebut Persiapan, Prioritaskan Jemaah Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Kebut Persiapan, Prioritaskan Jemaah Lansia

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com