Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kali Akan Dinormalisasi, Warga Jatipadang Minta DKI Beri Ganti Rugi

Kompas.com - 13/12/2017, 17:36 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga RW 06, Jatipadang, Jakarta Selatan, menyambut baik wacana normalisasi Kali Pulo yang akan dikerjakan Pemprov DKI. Namun sebagian besar warga yang tinggal di bantaran kali itu berharap Pemprov DKI mengganti rugi tanah mereka.

"Kami maunya Pemprov DKI di bawah Pak Anies agar ganti rugi, ganti untung kalau bisa," kata Cepi, seorang warga.

Selama bertahun-tahun, Cepi tinggal di atas turap Kali Pulo. Lokasinya hanya beberapa langkah dari tanggul yang jebol. Ia bahkan membuat jembatan permanen di atas kali itu.

Cepi mengatakan, normalisasi memang mendesak. Pasalnya, di sisi hulu, kali sudah dikeruk dan bisa menampung air lebih banyak. Namun di Jatipadang, kali justru menyempit sehingga ketika musim hujan, air kiriman air dari hulu menghantam kawasan itu.

"Sambil proses beresin yang di sini (Jatipadang), Pak Anies sudah janji katanya mau mengecek hulunya di Situ Babakan agar diatur debitnya, karena ini sudah deras banget airnya bahaya," kata Cepi.

Baca juga : Anies: Hanya karena Banjir di Jatipadang Sering Terjadi, Bukan Berarti Didiamkan

Sementara Fatimah, istri Ketua RT 03 RW 06 mengatakan, ia dan suaminya serta jajaran pemerintahan setempat sudah mulai mendata rumah-rumah yang akan terkena normalisasi.

"Sudah mulai didata, warga setuju asal ganti rugi," kata Fatimah.

Soal nominal ganti rugi, Fatimah mengatakan itu belum didiskusikan ketika bertemu Anies pagi tadi. Ia hanya menginginkan agar normalisasi dilakukan merata, satu atau dua meter ke kanan dan kiri. Selain lingkungan RT-nya yang berbatasan dengan kali, ia juga meminta agar pemerintah menormalisasi kali-kali di RT lain yang kondisinya sama, yaitu rumah-rumah  menutupi kali.

"Semua sudah setuju, ini tinggal dilaksanakan saja," katanya.

Camat Pasar Minggu Agus Irwanto mengatakan proses normalisasi akan dilakukan. Normalisasi akan melebarkan kali hingga 20 meter.

"Pak Anies beserta jajaran pemerintah lainnya sangat tidak menginginkan hal ini terjadi lagi (jebolnya tanggul Kali Pulo). Maka ke depan, akan dilakukan penanganan penataan lingkungan di lokasi rawan banjir dan genangan. Warga sudah setuju," kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com