Hingga kini, revitalisasi terus dilanjutkan, setidaknya di area fase 1 di Jalan Kali Besar Barat dan Timur. Pasak kayu yang merupakan benda cagar budaya di Kali Besar itu tidak dibeton.
Baca juga : Ada Benda Cagar Budaya, Desain Revitalisasi Kali Besar Dikaji Ulang
Berdasarkan pantauan Kompas.com, Senin (22/1/2018), aliran Kali Besar ditutupi dinding seng setinggi 2 meter. Warga dapat memasuki proyek revitalisasi Kali Besar dengan dua cara.
Pertama, masuk dari pintu gerbang proyek di Jalan Kali Besar Barat. Kedua, berjalan kaki dari sisi selatan masuk ke pintu kecil yang dikhususkan bagi pejalan kaki.
Mata Anda akan dimanjakan dengan bangunan cagar budaya Kota Tua ketika memasuki proyek revitalisasi Kali Besar. Trotoar di kawasan tersebut menggunakan paving block.
Di bagian tengah, terdapat jembatan dengan lebar lebih kurang 10 meter yang menghubungkan sisi timur dan barat. Terdapat instalasi patung di kedua sisinya.
Hal menarik lainnya, desain baru Kali Besar ini ramah bagi penyandang disabilitas. Terlihat guiding block di sana dan akses untuk kursi roda ke atas jembatan.
Di sisi kali, terdapat anjungan yang bisa digunakan warga untuk menikmati pemandangan Kota Tua.
Ada pula taman apung yang nantinya menjadi tempat bagi warga menikmati Kali Besar yang sudah dijernihkan sembari memandang lanskap gedung-gedung tua di sekelilingnya.
Baca juga : Demi Nilai Sejarah Balok Kayu Kali Besar
Pengerjaan proyek revitalisasi ini terus dilakukan, terutama di area fase 1 antara ruas Kali Besar-Jalan Bank-Jalan Kopi yang sudah mencapai tahap 90 persen.
Proyek ini dikerjakan PT Sampoerna Land dengan anggaran sekitar Rp 260 miliar. Proyek ini merupakan kompensasi karena perusahaan tersebut membangun apartemen di Jakarta Pusat dengan koefisien lantai bangunan (KLB) melebihi batas yang ditentukan.
Diharapkan, proses pembangunan ini dapat selesai sebelum pelaksanaan Asean Games 2018, Agustus mendatang.