Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Menarik soal "Tuyul" yang Dipakai Taksi "Online"

Kompas.com - 04/02/2018, 10:01 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Subdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya menangkap AA (24), seorang pria yang menawarkan jasa pemasangan aplikasi "tuyul" untuk taksi dan ojek online

AA memasang tarif Rp 100.000 untuk setiap pemasangan tuyul. AA melibatkan seorang wanita berinisial MCL (34) untuk memasarkan jasanya kepada para pengemudi online tersebut

Kepada polisi, AA mempelajari pemasangan tuyul ini secara otodidak. Menurut AA, pemasangan tuyul cukup mudah dan hanya membutuhkan waktu 10 hingga 15 menit.

Baca juga: Begini Cara Taksi dan Ojek "Online" Buat Order Fiktif Pakai "Tuyul"

AA memiliki cukup banyak pelanggan, di antaranya 10 pengemudi taksi dan ojek online yang kini diamankan Subdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya berinisial RJ, GJH, YR, FA, D, ET, PA, M, FF, dan PE.

Berikut lima fakta menarik terkait pemakaian aplikasi tuyul yang dirangkum Kompas.com.

FA, salah satu pengguna tuyul ojek online yang diamankan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (1/2/2018).Kompas.com/Sherly Puspita FA, salah satu pengguna tuyul ojek online yang diamankan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (1/2/2018).

1. Tak perlu angkut penumpang

Menurut FA, dengan aplikasi ini, para pengemudi taksi online tak lerlu lagi repot-repot mengangkut penumpang. Hal ini terjadi karena aplikasi tuyul mampu memanipulasi pergerakan mitra gojek.

"Pertama kami tentukan lokasi dengan aplikasi fake GPS. Lalu, kami lakukan order fiktif, kami sendiri yang terima order dengan ponsel lain dan otomaris simbol mobil di aplikasi akan bergerak seolah-olah kami sedang melayani pelanggan," sebutnya ketika ditemui, Kamis (1/2/2018).

Baca juga: Pakai "Tuyul", Sopir Taksi "Online" Tak Perlu Sediakan Kendaraan

Ia mengatakan, dengan begitu, para pengguna aplikasi tuyul cukup berada di satu tempat untuk melancarkan aksinya.

Pengguna tuyul pun dapat menentukan waktu order dengan bonus tinggi. Misalkan saja pada jam-jam sibuk dan saat turun hujan.

2. Tak perlu sediakan kendaraan

Di aplikasi Grab, FA tercatat sebagai mitra GrabCar. Namun, pria itu tidak membutuhkan mobil untuk melakukan aksinya. Dia juga memang tidak punya mobil.

Menurut FA, tanpa memiliki kendaraan sekalipun, pengguna aplikasi tuyul dapat menjalankan aksinya. Ia tinggal membuat order dari akun yang berbeda dan menerima order tersebut melalui akunnya yang lain.

Baca juga: Pakai "Tuyul", dalam 2 Jam Taksi "Online" Bisa Lakukan 5 Perjalanan

Otomatis, gambar kendaraan dalam aplikasi taksi atau ojek online dapat bergerak menuju lokasi tujuan meskipun FA tak melakukan perpindahan lokasi.

3. Ada komunitasnya

FA mengaku para pengguna aplikasi tuyul memiliki komunitas. Ia bahkan mengaku menyewa rumah kontrakan di Jalan Aries Utama, Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat.

"Kami sewa kontrakan 6 bulan, biayanya Rp 20 juta. Kami bayarnya iuran saja, seikhlasnya. Kami ada 10 orang di sana," ujar FA.

Menurut FA, tak ada yang mengoordinasi hingga terbentuk perkumpulan ini. Menurut dia, perkumpulan para mitra ojek online ini terbentuk begitu saja atas dasar kesamaan nasib.

4. Gunakan 170 ponsel

Dalam komunitasnya, lanjut FA, ada 170 ponsel yang dibeli dengan cara iuran sukarela. Setiap ponsel dibuat satu hingga dua akun pelanggan.

"Kalau akun pelanggannya banyak jadi kelihatan ganti-ganti pemesannya, jadi enggak dicurigai perusahaan," katanya.

Ia mengatakan, 170 ponsel tersebut digunakan secara bergantian. Para pengguna tuyul pun kerap menghapus dan membuat kembali akun pelanggan untuk membuat pelanggan order fiktifnya lebih variatif.


5. Penghasilan fantastis

Dengan tuyul, FA mengaku mendapat keuntungan hingga Rp 10 juta per bulan tanpa harus repot-repot mengantarkan penumpang dengan menggunakan aplikasi tersebut.

FA mengatakan, dengan menggunakan aplikasi tuyul itu, dalam sehari, ia dapat membuat lima hingga enam order fiktif dalam rentang waktu pukul 14.00 hingga pukul 16.00. Artinya, hanya butuh waktu dua jam.

Baca juga: Hati-hati! Grab Bisa Deteksi Mitra yang Pakai Tuyul

Hal itu bisa dilakukan karena para pengguna aplikasi tuyul biasanya memiliki lebih dari satu ponsel yang dapat dijalankan bersamaan.

Ia mengatakan, keuntungan itu jauh lebih besar dibandingkan dengan sebelum menggunakan aplikasi pembuat order fiktif tersebut.

"Dulu saya kan mitra taksi online, saya enggak punya mobil, lalu sewa sehari Rp 200.000. Belum lagi beli bensinnya. Buat narik 6 penumpang (6 perjalanan) butuh waktu seharian," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com