Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Langkah Konkret Pemprov DKI Sukseskan Sodetan Ciliwung

Kompas.com - 12/02/2018, 08:43 WIB
Jessi Carina,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu pesan Presiden RI Joko Widodo kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno adalah melanjutkan pembebasan lahan untuk proyek sodetan Ciliwung. Proyek tersebut sempat terhenti karena ada warga yang melakukan gugatan.

Ada sekitar 1,2 kilometer lahan di dekat Jalan Otto Iskandardinata hingga Kali Ciliwung yang belum dapat dibebaskan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Banjir kiriman dari arah hulu Sungai Ciliwung yang menimpa Jakarta pada awal pekan lalu  membuat pemerintahan saat ini seolah diingatkan lagi dengan proyek itu.

Beberapa waktu lalu, Sandiaga mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang proyek sodetan Ciliwung. Sandiaga ingin bertemu dengan warga sekitar di Bidaracina yang seharusnya direlokasi itu. Namun rencana bertemu itu batal karena banjir melanda Jakarta.

Baca juga : Sandi Ingin Ada Mediasi agar Bisa Selesaikan Proyek Sodetan Ciliwung

"Kemarin ini sudah mau ada pembicaraan langsung di lapangan dengan perwakilan warga dan perwakilan pemilik lahan, (namun) tertunda karena sekarang mereka terendam," kata Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (8/2/2018) lalu.

Ia berjanji akan mempercepat pembahasan dengan warga untuk membebaskan lahan dan melanjutkan proyek sodetan Ciliwung. Harapannya, proyek sodetan tersebut bisa dipercepat guna menanggulangi banjir di Jakarta.

Sejumlah motor terendam banjir di Bidara Cina, Jakarta Timur, Selasa (6/2/2018)Stanly Ravel Sejumlah motor terendam banjir di Bidara Cina, Jakarta Timur, Selasa (6/2/2018)
Menanti langkah konkret

Sejauh ini, langkah konkret yang direncanakan Pemprov DKI Jakarta adalah berdialog dengan warga Bidaracina. Namun, belum diketahui juga kapan dialog itu akan dimulai.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan warga sebenarnya sudah bersedia untuk direlokasi.

"Jadi rencananya, kami akan secara bertahap melakukan proses pembicaraan dengan warga, jadi warga sudah secara prinsip setuju," kata Anies.

Baca juga : Sodetan Ciliwung Terhambat Gugatan Class Action

Sementara itu, Sandiaga mengimbau warga untuk tidak bersikap ingin menang sendiri dalam hal ini. Dia mengingatkan proyek sodetan Ciliwung bukan hanya untuk segelintir orang saja. Melainkan seluruh rakyat Jakarta.

"Jadi kita enggak boleh egois juga, pengendalian banjir sangat dibantu dengan adanya sodetan ini, jadi perlu ada kerja sama warga," ujar Sandiaga.

Warga Bidaracina diketahui telah melakukan gugatan class action terhadap SK Gubernur No 2779/2015 tentang Perubahan SK Gubernur DKI Jakarta No 81/2014 tentang Penetapan Lokasi Pembangunan Inlet Sodetan Kali Ciliwung menuju Kanal Banjir Timur. Gugatan tersebut membuat Pemprov DKI tidak bisa melanjutkan proyek sodetan.

Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah menjelaskan, sodetan Ciliwung-KBT penting dilaksanakan untuk mengantisipasi banjir. Dia mengatakan, proyek sodetan itu dikerjakan menggunakan APBD dan APBN sehingga sangat disayangkan mandek di tengah jalan.

"Air di KBT ini kalau hujan sebesar apapun, saat ini daya tampungnya masih oke dan masih kering. Beda dengan Kanal Banjir Barat, di KBT masih bersih dan enggak ada gubuk-gubuk liar," ujar Saefullah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com