Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Deg-degan Belum Ada Stiker Becak, Takut Ditarik Kamtib"

Kompas.com - 13/03/2018, 18:53 WIB
Rima Wahyuningrum,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak Febuari 2018, Pemprov DKI Jakarta bersama Dinas Perhubungan DKI dan Serikat Becak Jakarta mendata jumlah becak di Jakarta untuk mencegah masuknya becak-becak dari daerah lain.

Namun, masih ada pengayuh becak yang belum mendapatkan stiker sebagai tanda telah terdaftar. Ino (53) misalnya, mengaku khawatir belum ada stiker pada becaknya.

"Saya yang agak deg-degan karena belum ada stiker. Takut ditarik kamtib," kata Ino kepada Kompas.com, Selasa (13/3/2018) di Pasar Pejagalan, Pekojan, Tambora, Jakarta Barat.

Baca juga : Sertani Puluhan Tahun Tinggal di Atas Becak di Jakarta

Ia mengaku sedang pulang kampung saat pendataan dan pembagian stiker untuk becak. Oleh karena itu, Ino harus menunggu pendataan lagi dari pihak kelurahan.

"Pas lagi ramai pemasangan stiker saya lagi pulang kampung karena sakit. Saya balik ke sini katanya sekarang harus berstiker, tetapi sudah lapor sih," ujar pria asal Bumiayu, Jawa Tengah tersebut.

Stiker pada becak ini menjadikan penarik becak terhindar dari penertiban satpol PP. Penarik becak lainnya, Hasyim (68), menyampaikan bahwa sejak ada stiker pada becaknya, ia merasa tak takut keluar mencari penumpang.

"Sejak pakai stiker sih jadi aman. Enggak perlu takut-lah istilahnya kalau ada penertiban. Kan kita terdaftar di kelurahan," kata Hasyim.

Ia mengatakan, dari teman-teman di pangkalan Pasar Pejagalan, Pekojan, terdata 24 orang yang sudah memiliki stiker. Namun, 8 orang lainnya sudah hampir satu bulan belum mendapatkan stiker.

Data serupa juga dibenarkan oleh pihak Kelurahan Pekojan. Lurah Pekojan Tri Prasetyo mengatakan bahwa masih ada penarik becak yang sudah didata tetapi belum menerima stiker.

"23 orang asli Pekojan dan satu lainnya dari luar perbatasan yang sudah didata di sini. (8 orang) lainnya sudah didata juga, mereka datang untuk minta stiker," kata Tri kepada Kompas.com, Selasa.

Baca juga : Tukang Becak: Dulu Razia Hampir Tiap Hari, Setelah Anies Naik Mulai Jarang

Tri menyampaikan, pengayuh becak yang belum mendapatkan stiker untuk sementara sudah diberi tanda.

Pihaknya sedang mengumpulkan data terlebih dahulu sebelum menyerahkan stiker kepada yang belum punya.

"Iya memang masih ada yang belum dapat stiker tapi kita tandai dengan kasih kaus dan piloks di becaknya dengan lambang Tugu Pekojan," ujar Tri.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menetapkan aturan khusus terkait perizinan becak beroperasi di kawasan perkampungan dengan syarat berstiker. Pendataan becak pun dilakukan guna menghindari masuknya becak dari luar daerah.

Kompas TV Pemprov DKI Jakarta akan memperbolehkan kembali pengoperasian becak di wilayah DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com