Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Premium dari Bekasi Kurang Diminati, Warga Diminta untuk Mencoba

Kompas.com - 13/03/2018, 21:51 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bus transjabodetabek premium yang disiapkan sebagai alternatif  moda transportasi bagi warga setelah kebijakan pembatasan kendaraan dengan sistem ganjil-genap berdasarkan plat di tol Bekasi masih kurang diminati warga Bekasi.

Namun Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono yakin, bus tersebut akan laris setelah masyarakat mencobanya.

"Sekarang orang kenal transjakarta saat mobilnya dia rusak, ketabrak, masuk bengkel, dia nyoba-nyoba. Tapi akhirnya apa? Dia merasakan naik TJ (transjakarta) itu enaknya, dia bisa manfaatin jalan yang macet untuk lebih rileks," kata Budi di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (13/3/2018).

Menurut Budi, dengan tidak menyetir menghadapi kemacetan parah, kualitas hidup masyarakat bisa meningkat. Waktu yang biasa dihabiskan untuk menyetir bisa dialihkan untuk kegiatan lain seperti bekerja, berkomunikasi, hingga menenangkan pikiran.

Baca juga : Ini Jadwal Keberangkatan Bus Transjabodetabek Premium dari Bekasi ke Jakarta

Terkait tarif bus yang jauh lebih mahal dari bus biasa yakni Rp 20.000, Budi menilai itu tak bisa dianggap lebih mahal dari ongkos bensin untuk mobil. Menurut dia, selisihnya tak jauh beda antara ongkos bus premium dengan ongkos naik mobil pribadi.

"Dia kalau di bis bisa main HP, bisa kerja, kalau dia punya bisnis bisa online, bisa komunikasi, dengar musik, ngerumpi, cek anaknya, wah uang bedanya nggak banyak tapi manfaatnya luar biasa," ujar Budi.

Budi menyebut butuh waktu agar masyarakat beralih ke kendaraan umum. Namun ia meyakini pada akhirnya masyarakat akan memililh naik bus dengan berbagai keuntungannya.

Paket kebijakan penguraian kepadatan lalu lintas di sekitar gerbang tol Bekasi Barat dan Timur mulai berlaku Senin kemarin.

Salah satu tujuannya adalah memindahkan pola transportasi masyarakat dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum. Untuk itu, sejak jauh hari sudah disiapkan armada bus transjabodetabek premium tujuan Jakarta. Bus sudah tersedia sejak pukul 05.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com