JAKARTA, KOMPAS.com - Hutan Mangrove Ecomarine laksana sebuah oase di sekitar perkampungan nelayan di Muara Angke, Jakarta Utara. Kesan kumuh dan bau amis yang melekat dengan perkampungan nelayan mendadak hilang saat menginjakkan kaki di kawasan hutan mangrove tersebut.
Hutan Mangrove Ecomarine berada di salah satu sudut perkampungan nelayan di Muara Angke. Lokasinya tak jauh dari Pelabuhan Kaliadem, dibutuhkan waktu 10-15 menit berjalan kaki apabila ingin mencapai hutan mangrove dari Pelabuhan Kaliadem.
Ada sekitar 27.000 pohon mangrove yang tertanam di sana. Tak heran apabila suasana teduh dan rimbun langsung terasa saat menyusuri hutan di atas jalan yang terbuat dari batang bambu.
Ketua Komunitas Mangrove Muara Angke Risnandar mengatakan, setiap harinya kawasan tersebut didatangi oleh puluhan pengunjung yang umumnya berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa.
Baca juga : Lokasi Lautan Sampah di Muara Angke Akan Ditanami Bakau
Pemandangan hutan bakau yang Instagram-able juga mengundang beberapa pasangan mengadakan foto pre-wedding di sana.
"Banyak juga kawan-kawan dan tamu-tamu yang dateng itu foto di sini. Foto-foto buat pre-wedding juga banyak, posenya duduk-duduk di jalanan bambu gitu," kata Risnandar kepada Kompas.com, Sabtu (17/3/2018).
Selain hutan bakau, pengunjung juga bisa menikmati suasana tepi laut Jakarta. "Kalau sore di sini pemandangannya bagus lho, sunsetnya keliatan jelas kalau cuacanya cerah," kata seorang pengunjung.
Kawasan tersebut juga mempunyai kolam budidaya ikan dan taman bacaan. Risnandar menuturkan, kawasan itu memang didesain sebagai tempat wisata edukatif.
Baca juga : Petugas Bersihkan Lautan Sampah di Muara Angke dengan Tangan Kosong
Pengunjung hutan mangrove tidak ditarik uang sepeser pun untuk mengunjungi kawasan seluas 1,5 hektar itu. Risnandar hanya berpesan agar para pengunjung dapat menjaga kelestarian pohon mangrove.
"Semua free, gratis. Buat mahasiswa pelajar semua gratis, asalkan tidak merusak sama-sama saling menjaga. Silakan saja selama itu untuk kepentingan masyarakat," katanya.
Hutan Mangrove Ecomarine buka setiap hari dari pagi hingga sore. Namun, pelajar berseragam diminta untuk tidak mendatangi kawasan tersebut di jam-jam sekolah. "Jangan sampai mereka bolos terus ngumpet di sini, kan susah nyarinya," kata Risnandar.
Risnandar pun berharap Pemerintah dapat menjadikan kawasan tersebut sebagai salah satu destinasi wisata di Jakarta Utara. Ia menjelaskan, Hutan Mangrove Ecomarine masih dikelola oleh komunitas dengan dukungan dana CSR dari perusahaan.
Baca juga : Komunitas Mangrove Usul Lautan Sampah di Muara Angke Ditanami Bakau
"Pemerintah dapat menggandeng kita lah, kita sama-sama melestarikan hutan mangrove di kawasan ecomarine ini jadi sebuah tempat wisata, bahwa ternyata ada sarana pantai publik di kawasan Jakarta Utara," katanya.