Setelah pre-flight selesai, kami mulai masuk badan pesawat. Kami harus menggunakan seatbelt dan headphone yang tersedia di sana.
"Headphone ini sangat penting karena naik pesawat kecil sama saja kita duduk di atas mesin pesawat, jadi berisik sekali dan membahayakan telinga. Dengan headphone ini nantinya kita juga bisa berkomunikasi dengan mudah saat berada di ketinggian," kata Indria.
Setelah semua siap, mesin pesawat pun dinyalakan. Dan, petualangan dimulai....
Saat pesawat tinggal landas, sensasinya sangat luar biasa. Jantung kami dibuat berdegup kencang.
Tak perlu melongok terlalu jauh, menengok ke kanan dan kiri saja kita sudah bisa melihat pemandangan luar dari ketinggian. Cukup memacu adrenalin kami.
Kali ini kami terbang menyusuri kawasan Sawangan, Depok, Jawa Barat. Pemandangannya cantik sekali.
Hamparan sawah, danau, dan rumah-rumah warga menjadi pemandangan apik yang mungkin sudah jarang kita temui di Ibu Kota.
Baca juga: Cerita Indria, Terbang di Atas Massa Aksi 212 hingga Saat Bom Sarinah
Sesekali Audie dan Indria melakukan manuver dengan memiringkan pesawat yang membuat perut kami seakan-akan diaduk-aduk.
"Bagaimana belakang? Aman? Kita coba main-main (manuver pesawat), ya," kelakar Audie.
Di dalam pesawat, tak ada pendingin ruangan. Namun, selama penerbangan, jendela pesawat memungkinkan untuk dibuka.
Kami berkeliling sekitar 30 menit. Kami pun kembali mendarat di Bandar Udara Pondok Cabe. Luar biasa rasanya....
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.