JAKARTA, KOMPAS.com — Penggunaan aplikasi penunjuk arah yang digunakan sebagian pengemudi ojek online ternyata tidak sepenuhnya akurat.
Beberapa pengemudi ojek online dibuat bingung dengan posisi penumpang yang bergeser jauh dari lokasi penjemputan atau pengantaran.
Reyhan, pengemudi Go-Jek di kawasan Halim, Jakarta Timur, mengungkapkan hal tersebut.
Baca juga: BPS: Tarif Ojek "Online" Naik, Tidak Berpengaruh ke Inflasi
Ia sering dibuat bingung mencari alamat saat mengantar atau menjemput penumpang.
"Sering, Mas, apalagi kalau jemput penumpangnya itu di daerah perumahan. Notifikasinya di mana, tahunya orangnya di mana, beda gitu," ucap Reyhan kepada Kompas.com di Jakarta Timur, Senin (2/4/2018).
Menurutnya, aplikasi GPS online masih ada kelemahan, apalagi jika pengemudi melintasi daerah yang tidak ada sinyal.
Baca juga: Driver Ojek "Online" Mengeluh Google Maps Bikin Kesasar
Hal senada disampaikan pengendara Go-Jek lainnya, Marlin.
Ia mengatakan pernah tersasar ke daerah lain yang membuatnya kehilangan konsumen.
"Jemputnya di Jakarta Timur, tetapi arahnya dikasih ke utara ke kawasan Cempaka Putih gesernya sampai 9 km lebih," kata Marlin.
Baca juga: Cerita Kegigihan Ojek "Online" Kejar Penjambret meski Jatuh dan Terluka
Ia mengatakan, kondisi tersebut kerap terjadi karena beberapa hal, mulai dari GPS yang kurang up-date sampai perilaku konsumen yang tidak detail mencantumkan titik jemput atau pengantaran.
"Biasanya ada nama jalan dan gang yang sama, satu di utara satu di timur. Nah, ini kalau tidak diperhatikan sama konsumen bisa terbalik, kami juga jadi bingung, kan," ucapnya.
Baca juga: Tanggapan Pelanggan Ojek Online terkait Wacana Kenaikan Tarif
Ia lebih memilih cara konvensional dengan langsung bertanya kepada konsumen atau kepada orang lain di jalan.
"Lebih baik minggir nanya sama orang dari pada andelin GPS. Kalau sudah mentok banget, baru telepon orang yang pesan," kata Marlin.
Rachmat dan Yanu, dua pengemudi ojek online dari apilikasi Grab yang ditemui di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, lebih senang langsung menghubungi konsumen untuk memastikan lokasi penjemputan.
"Saya biasa habis terima order, saya kontak orangnya untuk pastiin dimana tempatnya, tetapi jadi boros pulsa," ucap Yanu.
Baca juga: Aplikator Sepakat Tingkatkan Pendapatan Ojek Online, Pengemudi Ngotot di Angka Rp 3.500
Rachmat mengaku pernah tersasar saat mengantar makanan lantaran Google Map yang dipakainya kurang akurat menentukan lokasi.
"Saya antar makanan di kompleks, kompleksnya sudah benar, tetapi bloknya beda. Di handphone blok C ada di depan, tahunya pas bertanya ke satpam adanya di ujung belakang. Sempat muter-muter sampai 10 menit lebih waktu itu," ujar Rachmat.