Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uji Kandungan Berbahaya Miras Oplosan, Polisi Gandeng Toksikolog

Kompas.com - 05/04/2018, 07:32 WIB
Sherly Puspita,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi melibatkan toksikolog atau ahli racun dan bahan kimia berbahaya untuk memeriksa kandungan berbahaya minuman keras (miras) oplosan yang menewaskan puluhan orang di Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Depok, dan Bekasi.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar mengatakan, pemilik kios jamu di Jagakarsa, Jakarta Selatan berinisial RS mengaku telah memperjualbelikan miras oplosan selama dua tahun.

Namun, menurut RS, baru kali ini miras oplosan racikannya menewaskan pelanggan.

Baca juga: 6 Orang di Depok Tewas karena Miras Oplosan

"Selama dua tahun pengakuan dia (RS) tidak masalah. Dia katanya kaget juga kenapa tiba-tiba ada yang meninggal," ujar Indra di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (4/4/2018).

Menurut Indra, miras tersebut dijual RS dengan kemasan plastik.

RS pun menyediakan miras dengan berbagai pilihan rasa seperti stroberi dan aneka buah lainnya.

Baca juga: 2 Pemuda di Bekasi Tewas Usai Tenggak Miras Oplosan

Kepada polisi, RS mengaku hanya mencampurkan alkohol, minuman bersoda, dan minuman berenergi di dalam miras oplosannya.

"Dia (RS) ngakunya biasa saja (peracikan miras). Kami coba telusuri apa yang tidak biasa. Kami tunggu hasil pengecekan laboratorium toksikolog," tuturnya.

Polisi mengambil sampel miras serta sampel darah dan muntahan para korban untuk menguji kandungan miras.

Baca juga: Gus Bonek Tewas usai Tenggak Miras Oplosan

Para korban membeli miras oplosan tersebut di warung-warung jamu. Miras tersebut tak bermerek bahkan hanya terbungkus plastik bening.

Harganya pun tak mahal, hanya berkisar Rp 15.000 hingga Rp 20.000 saja.

Hingga berita ini diturunkan, Kompas.com mencatat ada sebanyak 28 korban tewas akibat miras oplosan ini.

Kompas TV Hingga hari ini, korban tewas, miras oplosan di Depok, Jawa Barat bertambah menjadi 7 orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com