Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Dibunuh, Pensiunan TNI AL Halangi Pelaku Curi Uangnya

Kompas.com - 12/04/2018, 20:09 WIB
Nursita Sari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hunaedi (83), pensiunan TNI Angkatan Laut yang tewas dibunuh, sempat menghalangi aksi pelaku, Supriyanto (20), mencuri uangnya yang tergeletak di atas meja, Kamis (5/4/2018) petang.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar menyampaikan, tersangka Supriyanto saat itu pura-pura bertamu ke rumah Hunaedi.

Saat Hunaedi membuka pintu dan menanyakan maksud kedatangannya, Supriyanto langsung mendorong pintu dan melihat uang Rp 200.000 di atas meja di dalam rumah. Supriyanto langsung mengambil uang itu dan korban Hunaedi mencoba menghalanginya.

"Korban mencoba memegang tangan pelaku. Kemudian, pelaku ini mencoba melakukan perlawanan, (Hunaedi) didorong, bahkan dibenturkan," ujar Indra saat merilis kasus tersebut di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Kamis (12/4/2018).

Baca juga : Baru Bebas dari Penjara, Supriyanto Bunuh Pensiunan TNI AL di Pondok Labu

Istri Hunaedi, Sopia, melihat kondisi saat suaminya itu dianiaya Supriyanto. Saat itu, Supriyanto mencoba kembali melarikan diri. Lagi-lagi, Hunaedi menghalanginya.

"(Supriyanto) mau lari lagi, korban masih berusaha mencegat, jadi dia tidak bisa lewat. Saat itu, pelaku tidak berpikir panjang, melawan dan menusukkan pisaunya ke dada, rusuk, satunya lagi tangan (korban Hunaedi)," kata Indra.

Hunaedi pun langsung jatuh tersungkur hingga akhirnya tewas. Setelah itu, tersangka Supriyanto melarikan diri melalui pintu belakang dan berjalan menyusuri kompleks perumahan korban di Kompleks TNI AL Pondok Labu.

Aksi Supriyanto saat melarikan diri itu terekam kamera CCTV di salah satu rumah warga. Rekaman CCTV itulah yang menjadi salah satu petunjuk polisi menangkap Supriyanto pada Kamis dini hari tadi.

Baca juga : Kronologi Pembunuhan Pensiunan TNI AL di Pondok Labu

Adapun Supriyanto juga datang ke rumah Hunaedi sehari sebelumnya dan mencuri uang korban Rp 3,2 juta.

Atas perbuatannya, Supriyanto dikenakan Pasal 338 KUHP juncto Pasal 365 Ayat 4 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Larang Bisnis 'Numpang' KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Larang Bisnis "Numpang" KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Megapolitan
Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA : Edukasi Anak Sejak Dini Cara Minta Tolong

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA : Edukasi Anak Sejak Dini Cara Minta Tolong

Megapolitan
Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Megapolitan
Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di 'Busway', Polisi Masih Selidiki

Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di "Busway", Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Megapolitan
Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Megapolitan
Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Megapolitan
Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com