Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyapa Para Penjahit Baju Polisi di Sisi Tersembunyi Polda Metro Jaya...

Kompas.com - 13/04/2018, 15:41 WIB
Sherly Puspita,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jika Anda berjalan di samping Gedung Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Bidokkes) Polda Metro Jaya, akan terlihat deretan bangunan tua bercat warna coklat muda.

Kondisi bangunannya sudah tak begitu bagus. Di berbagai sisi, cat tembok tampak memudar akibat seringnya terpapar panas matahari dan hujan. Deretan bangunan tersebut digunakan untuk berbagai keperluan.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, ada bagian yang digunakan untuk membuka warung makan, koperasi, hingga kantor pos. 

Uniknya, salah satu sisi bangunan tersebut digunakan para penjahit mengerjakan pakaian seragam polisi.

Baca juga : Cerita Dokter Cantik yang Pilih Obati Penjahat Sakit di Mapolda Metro Jaya...

Lokasinya tertutup sejumlah mobil yang diparkir di sekitarnya. Pada Jumat (13/4/2018) siang, Ahya, salah satu penjahit, membuka pintu ruangan dan tersenyum ramah saat Kompas.com berkunjung.

Udara dingin menyapa ketika Kompas.com memasuki ruangan seluas 3x3 meter tersebut. Di dalam ruangan, terlihat sejumlah mesin jahit tua berjajar di sejumlah sisinya. Gulungan-gulungan kain pun ditumpuk di sejumlah sisi ruangan.

"Kalau saya baru sejak tahun 2000 di sini. Saya ini cuma salah satu karyawan saja, saya punya bos dan ada juga karyawan lain. Sebelum kami di sini tempat ini juga sudah dipakai sebagai tempat jahit baju polisi," ujar Ahya ketika ditemui, Jumat.

Ahya, salah satu penjahit seragam polisi di Mapolda Metro Jaya. Foto diambil pada Jumat (13/4/2018).Kompas.com/Sherly Puspita Ahya, salah satu penjahit seragam polisi di Mapolda Metro Jaya. Foto diambil pada Jumat (13/4/2018).

Ahya mengatakan, biasanya yang memesan baju di tempatnya adalah para bintara. Harga seragam polisi buatannya pun sangat bervariasi.

"Jadi para polisi baru atau yang masih berpangkat rendah yang biasanya pesan. Satu set baju polisi biasanya harganya Rp 550.000 sampai Rp 600.000 tergantung bahan," kata dia.

Menurut Ahya, dalam sehari-hari ia dan rekan-rekannya dapat menyelesaikan dua setel seragam polisi.

Artinya, dalam sebulan, rata-rata Ahya dan rekan-rekannya dapat menerima orderan lebih kurang 30 setel baju polisi.

"Jadi kami ini kan hanya penjahit, jadi tidak membuat dalam partai besar. Sebenarnya para bintara itu sudah dapat seragam dari kepolisian. Yang pesan ke kami biasanya yang memang mau punya baju seragam cadangan saja," kata dia.

Baca juga : Mengenal Haji Husni, 53 Tahun Jadi Khatib Jumatan di Rutan Polda Metro Jaya

Menurut dia, selama ini pihaknya sangat jarang menerima pesanan seragam polisi dari para pejabat kepolisian.

"Paling pejabat yang memesan itu ya Pak Direktur Sabhara karena tempat ini kan dikelola oleh koperasi Sabhara. Lalu Pak Kabid Humas (Kombes Argo Yuwono) kemarin juga pesan baju untuk pengamanan di lapangan," ujar dia.

Meski tak dapat menjahit dalam jumlah yang banyak, Ahya mengaku senang dapat mendulang rezeki di sisi tersembunyi Polda Metro Jaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com