Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diskotek Exotic Sudah Tutup Sebelum Jatuh Tempo Pencabutan Izin Usaha

Kompas.com - 18/04/2018, 10:50 WIB
Rima Wahyuningrum,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Humas Diskotek Exotic Tete Martadilaga mengatakan, diskotek tersebut ditutup sejak Minggu (15/4/2018).

Ini dilakukan sebelum mencapai batas waktu penutupan yang diberikan Pemprov DKI Jakarta, yakni pada Rabu (18/4/2018) hari ini.

Diskotek tersebut harus ditutup setelah Pemprov DKI Jakarta mencabut surat izin usaha mereka.

"Kita sudah duluan tutup dari Minggu. Enggak ada artinya juga buka. Ya SK (surat keterangan)-nya sudah ada," kata Tete kepada Kompas.com, Rabu.

Baca juga : Hari Terakhir Sense Karaoke dan Diskotek Exotic, Sandiaga Tunggu Laporan Anak Buah

Sudah tidak ada lagi aktivitas di diskotek tersebut. Tete mengatakan, ia sudah mengemas botol-botol minuman untuk dikembalikan ke penyuplai.

Sementara itu, pihaknya belum memutuskan akan diapakan tempat usaha mereka itu. Mereka pun sudah merumahkan lebih kurang 300 orang karyawan yang bekerja selama 20 tahun sejak diskotek itu berdiri.

"Belum ada pikiran mau diapakan. Kalau mau buka untuk saat ini belum, masih trauma," kata dia.

Ia mengutarakan kekecewaanya setelah menerima surat peringatan pencabutan tanda daftar usaha pariwisata (TUDP) atau izin usaha.

Sebab, pencabutan itu, kata dia, dilakukan setelah di tempatnya tak lagi ditemukan narkoba sejak maraknya razia pada 2017.

"Kok situasinya kayak begini, ada saat kita steril, kita malah jadi korban. Kenapa enggak dari zaman dulu saja?" kata Tete.

Ia mengatakan, rencana ke depan, pihaknya akan tetap melanjutkan usaha diskotek. Mereka memilih kota-kota besar sekitar Jakarta sebagai target pembangunan ke depan.

"Kemungkiman besar kita mau buka di luar Jakarta. Kalau di Tangerang atau Bekasi kalau ada lokasi bagus kita mau buka," kata dia.

Baca juga : Sandiaga: Penutupan Diskotek Exotic Telah Sesuai Hasil Investigasi

Peringatan penutupan Diskotek Exotic dilayangkan setelah seorang pria bernama Sudirman (41) ditemukan tewas overdosis narkoba di sana pada Senin (2/4/2018).

Berdasarkan hasil penyelidikan, korban memiliki riwayat penyakit jantung dan keluarga menolak korban diotopsi terkait dugaan narkoba.

Kompas TV Aparat di berbagai daerah hampir setiap hari menemukan penyalahguna narkotika.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com