Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Baju sampai Cincin, "Harta Karun" Nunung di Balik Tumpukan Sampah

Kompas.com - 18/04/2018, 20:52 WIB
Ardito Ramadhan,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Hamparan sampah yang terdapat di kolong Tol Pelabuhan di kawasan Warakas, Jakarta Utara, menjadi ladang rezeki bagi Nunung.

Nenek berusia 65 tahun itu, setiap harinya memilah dan membersihkan sampah yang memenuhi kolong tol tersebut. Tak jarang, ia menemukan 'harta karun' di balik tumpukan sampah.

"Nemu cincin aja udah tiga kali pernah, iya cincin emas. Asal kita mau bukain satu-satu, ya namanya sampah, Dek," kata Nunung, saat ditemui di depan rumahnya.

Cincin yang ditemukan itu pun, langsung dijual oleh Nunung. Sayang, cincin itu hanya laku Rp 80.000, karena tidak ada surat-suratnya. "Lumayan buat makan," katanya.

Baca juga : Hamparan Sampah Penuhi Kolong Tol Pelabuhan

Selain cincin, Nunung yang tinggal bersama suami dan cucunya juga sering mendapat pakaian dari tumpukan sampah tersebut. Ia mengatakan, pakaian-pakaian itu kerap muncul jelang Idul Fitri tiba.

"Kalau Lebaran, bulan puasa tuh banyak yang buang. Macem-macem, ada baju-baju dibuang, enggak disumbangkan. Ibu seumur di sini jarang beli baju sprei, ibu pungutin aja dicuci," kata Nunung.

Nunung juga mampu meraup uang ratusan ribu per bulan, hasil mengais sampah. Setiap hari, ia bisa memperoleh botol-botol minuman kemasan sebanyak satu keranjang penuh.

"Kemarin waktu Bapak sakit, diborong Rp 450.000 per bulan. Ya kalau di rekening mah ga cukup, cuma namanya kita daripada bengong," kata Nunung.

Baca juga : Mengubah Kolong Tol Pelabuhan yang Kumuh Menjadi Bermanfaat

Belasan tahun melakukan rutinitas yang sama, Nunung bersyukur tidak pernah menemukan hal-hal aneh di balik tumpukan sampah.

Ia menuturkan, rutinitas itu ia lakukan semata-mata untuk menghabiskan waktu tanpa mengharapkan materi. "Kebijaksanaan kita sendiri, daripada bengong kita bersihin," katanya.

Hamparan sampah memenuhi lahan di kolong Tol Pelabuhan di kawasan Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (18/4/2018) sore.

Sampah-sampah itu disebut sudah berada di sana sejak lama, dan jarang diangkut oleh petugas kebersihan dari kelurahan setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com