Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Warga Pengadegan Ternak Lele di Got

Kompas.com - 25/04/2018, 20:01 WIB
Nursita Sari,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga dan pengurus RT 001 RW 001 Kelurahan Pengadegan, Pancoran, Jakarta Selatan, memanfaatkan saluran air atau got sebagai kolam ikan.

Ketua RT 001 RW 001 Kelurahan Pengadegan Saparno mengatakan, kolam-kolam itu kebanyakan diisi oleh ikan lele.

"Ikannya sementara ini lele, karena proses perawatannya lebih gampang," ujar Saparno, saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (25/4/2018).

Saparno menjelaskan, merawat lele cukup dengan memberikan makan tepat waktu, yakni pada pagi dan sore hari. Jika terlambat, lele yang lebih besar bisa memangsa lele yang lebih kecil atau lemah.

Saat masih kecil, lele tersebut diberi pakan ikan (pelet).

Baca juga : Saat Warga Pengadegan Memanfaatkan Got Menjadi Kolam Lele...

"Kalau (panjang lele) sudah 8 sentimeter, lele makannya apa aja, bisa nasi, roti. Asal rajin ganti air kolamnya, biar enggak bau," kata Saparno.

Salah satu peternak lele di RT 001 RW 001, Wasro Mukrodi, mengatakan, mulanya ia memberi makan lele dengan pakan. Namun, ia kini memberi makan lele-lele di kolam yang dikelolanya dengan usus ayam.

"Sekarang agak ringan pakannya, saya dapat usus dari tetangga yang usaha potong ayam, tiap hari dapat sekilo lebih," ucap Wasro.

Selain perawatan yang lebih gampang, penjualan lele saat panen juga mudah. Pihak RT 001 RW 001 sudah bekerja sama dengan penjual pecel lele di lingkungan RW mereka. Lele hasil panen juga dijual kepada warga.

Wasro sudah satu kali memanen lele di kolam ikan yang dikelolanya. Dia mendapatkan uang Rp 400.000, dari hasil penjualan. Sebanyak Rp 300.000 dari penghasilan itu, kembali digunakan untuk membeli 400 bibit lele baru.

Baca juga : Cerita Saparno, Warga Pengadegan yang Kembangkan Jahe Merah di Pipa Hidroponik

Selain lele, ada satu kolam ikan yang ditanami nila merah di sana.

"Ada nila merah juga, tapi belum pernah panen. Yang pertama gagal, soalnya baru selesai dicat, sudah diisi ikan, mabok semua," ujar Saparno.

Ada dua jenis kolam ikan yang dibuat pengurus RT dan warga di sana. Kolam ikan di gang C dibangun langsung di saluran air dengan menaruh pipa sebagai aliran air hujan.

Sementara kolam ikan di gang B, dibangun di atas saluran air. Selain kolam ikan, warga membudidayakan berbagai sayuran di gang permukiman mereka dengan metode hidpronik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com