Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta-fakta Penyekapan Penumpang oleh Sopir GrabCar di Tambora

Kompas.com - 27/04/2018, 12:33 WIB
Rima Wahyuningrum,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Polisi berhasil menangkap sopir GrabCar dan dua rekannya yang menyekap seorang penumpang, SS, di Tambora, Jakarta Barat, Senin (23/4/2018).

Polisi terlebih dahulu menangkap SA dan AP, dua rekan LI, sopir GrabCar, di Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (25/4/2018). 

Keesokan harinya, polisi membekuk pelaku utama, LI, di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Baca juga: Wanita asal Tambora Disekap dan Dirampok Pengemudi GrabCar

Polisi bahkan menembakkan timah panas kepada LI karena mencoba menghalangi dan menabrak polisi.

Sang sopir pun tewas dan jenazahnya dibawa ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. 

Kompas.com merangkum beberapa fakta dari peristiwa ini:

1. Pelaku pinjam akun GrabCar milik ayah tiri

Kapolres Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi mengungkap identitas asli LI.

Seperti yang terekam dalam aplikasi milik korban, sopir bernama Gugus Gunawan beserta mobil Karimun berpelat nomor B 2353 BZB.

Akun tersebut adalah milik ayah tiri pelaku yang digunakan secara diam-diam.

Baca juga: Sopir GrabCar di Tambora Bawa 2 Rekan untuk Sekap Korban dari Jok Belakang

"Catatan ini ternyata driver bukan driver resmi yang terdaftar di Grab, tetapi ini yang terdata punya ayah tirinya. Saat ayah tirinya sedang istirahat, dipakai untuk melakukan kejahatan," kata Hengki di Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis (26/4/2018).

Korban pun tak menyadari karena mobil yang datang sesuai yang tertera pada aplikasi.

Baca juga: Sopir yang Menyekap dan Ingin Perkosa Penumpangnya Gunakan Akun GrabCar Milik Ayah Tiri

2. Ada upaya pemerkosaan

Ditemukan kejahatan lain dalam aksi tersebut selain penyekapan dan perampokan.

Fakta tersebut adalah adanya upaya pemerkosaan tehadap korban.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com