Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok "Rumah Si Pitung", Destinasi Bersejarah di Ujung Jakarta

Kompas.com - 29/04/2018, 19:25 WIB
Ardito Ramadhan,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah rumah panggung bergaya Betawi berdiri tegak di kawasan Marunda, Jakarta Utara. Rumah yang didominasi warna coklat itu dikenal dengan sebutan Rumah Si Pitung.

Kompas.com berkunjung ke Rumah Si Pitung, Jumat (27/4/2018). Lokasinya ada di ujung sebelah timur Jakarta Utara, yang berdekatan dengan pesisir laut.

Jauh dari keramaian dan hiruk pikuk Ibu Kota. Maklum, daerah di sekitar Rumah Si Pitung, tidak begitu banyak pemukiman penduduk, dan berdekatan dengan kolam tambak ikan.

Siang itu, sedang tidak banyak turis yang mengunjungi destinasi bersejarah tersebut. Hanya ada belasan murid sekolah dasar, yang memanfaatkan pelataran Rumah Si Pitung untuk bermain.

Kompleks Rumah Si Pitung terdiri dari tiga bangunan. Selain Rumah Si Pitung, dua bangunan lainnya difungsikan sebagai toilet, mushala, serta kios tempat berdagang, yang tampak belum terisi.

Baca juga : Jejak Sunyi Si Pitung di Marunda

Rumah Si Pitung sendiri terletak di tengah-tengah. Bangunan berbentuk rumah panggung itu punya beberapa ruangan.

Layaknya rumah tinggal, bagian terdepan dari rumah itu adalah beranda. Satu set meja yang dilengkapi dengan stoples, tampak dipasang di salah satu sudut ruangan.

Memasuki bagian dalam rumah, pengunjung disambut ruang tamu sebelum menemui kamar tidur.

Di dalam kamar tidur, tempat tidur berkelambu tertata rapih. Masuk lebih jauh ke dalam rumah, terdapat ruang tengah, dan ruang makan yang cukup luas.

Bagian kamar tidur di Rumah Si Pitung, Marunda, Jakarta UtaraKOMPAS.COM/Ardito Ramadhan D Bagian kamar tidur di Rumah Si Pitung, Marunda, Jakarta Utara

Tidak banyak koleksi atau peninggalan terkait Si Pitung, yang disimpan di ruangan tersebut. Hanya ada sebuah meja makan, dua buah lemari, dan tiga buah bangku di sana.

Dinding di bagian dalam rumah dihiasi sejumlah pernak-pernik, yang sayangnya tidak begitu menceritakan sosok Si Pitung.

Seperti Robin Hood

Si Pitung merupakan sosok legendaris bagi warga Betawi. Bak 'Robin Hood', lelaki yang jago bela diri itu tak segan merampas harta saudagar-saudagar kaya, untuk dibagikan kepada warga miskin.

Baca juga : Alasan Jokowi Deklarasi Capres di Rumah Pitung

"Selama delapan tahun Si Pitung melakukan aksi perampokan dengan sasaran saudagar yang dinilainya bersekutu dengan Belanda telah mengeruk uang dan emas permata yang tidak sedikit nilai dan jumlahnya," tulis Ridwan Saidi dalam artikelnya, Si Pitung, Perampok atau Pemberontak?"

Potongan artikel Ridwan Saidi tersebut merupakan satu-satunya hiasan di Rumah Si Pitung yang menceritakan sosok Pitung.

Bagian beranda depan di Rumah Si Pitung, Marunda, Jakarta UtaraKOMPAS.COM/Ardito Ramadhan D Bagian beranda depan di Rumah Si Pitung, Marunda, Jakarta Utara

Untuk memahami sejarah Si Pitung, barangkali memang dibutuhkan pemandu wisata yang menemani selama berkeliling Rumah Si Pitung.

Baca juga : Hari Ini Empat Tahun Lalu, Jokowi Deklarasi Capres di Rumah Si Pitung

Sayangnya, tidak ada pemandu wisata yang bertugas kala Kompas.com berkunjung. "Biasanya Sabtu-Minggu tiap hari juga ada. Ini kebetulan lagi off," kata seorang petugas keamanan.

Rumah Si Pitung buka setiap hari mulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB. Harga tiketnya berkisar dari angka Rp 1.500 untuk rombongan pelajar, hingga Rp 5.000 untuk dewasa perorangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com