Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Pekojan Tak Menyangka Ada Rumah yang Produksi Berton-ton Ciu

Kompas.com - 03/05/2018, 13:52 WIB
David Oliver Purba,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga di sekitar rumah produksi minuman keras (miras) jenis ciu di RT 013 RW 005, Kelurahan Pekojan, Jakarta Barat, tidak menyangka rumah yang digerebek polisi itu memproduksi miras.

Ketua RT 013 Heri Tirtayasa mengatakan, pemilik usaha minuman berinisial PRW telah menyewa rumah tersebut sejak 2014, dari pemilik asli rumah. PRW juga sudah melapor ke pihak RT sebagai penghuni baru.

Heri mengatakan, selama PRW tinggal di rumah tersebut, belum pernah ada masyarakat yang melihat akitivitas mencurigakan di sana. Namun, pada malam hari, masyarakat kerap melihat mobil boks keluar masuk rumah tersebut.

Baca juga : Polisi Amankan 5 Ton Ciu di Sebuah Rumah di Pekojan

"Setiap malam mobil boks masuk. Nah, waktu masuk, pagar langsung ditutup. Tapi kami juga enggak tahu kan apa yang ada di dalamnya, karena buntut mobilnya selalu mengarah ke dalam," ujar Heri, di lokasi, Kamis (3/5/2018).

Selain itu, masyarakat juga tidak pernah mengeluh ada bau yang menyengat dari dalam rumah. Misalnya seperti bau alkohol atau bau fermentasi dari beras, sebagai bahan dasar pembuatan ciu.

"Enggak pernah kecium, padahal setiap hari di depan ini ramai terus ibu-ibu yang ngantar anaknya ke sekolah, jemput juga ramai. Tapi enggak ada yang komplain dengan baunya. Harusnya juga kan ada limbahnya, tapi ini sama sekali enggak ada, bersih sekali," ujar Heri.

Polisi mengamankan lima ton minuman beralkohol jenis ciu yang diproduksi di salah satu rumah Jalan Pekojan 1, RT 013 RW 05 Kelurahan Pekojan, Jakarta Barat, Kamis (3/5/2018). KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA Polisi mengamankan lima ton minuman beralkohol jenis ciu yang diproduksi di salah satu rumah Jalan Pekojan 1, RT 013 RW 05 Kelurahan Pekojan, Jakarta Barat, Kamis (3/5/2018).

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, untuk menghindari kecurigaan warga, PRW membuang uap produksi fermentasi menggunakan cerobong yang disalurkan melalui pipa.

Baca juga : 13 Drum Ciu Disita dari Wanita 65 Tahun di Gambir

Sedangkan limbah hasil fermentasi, diduga dibuang menggunakan mobil jauh dari rumah tersebut. PRW juga menggunakan kardus bermerek minuman air kemasan untuk mengurangi kecurigaan warga.

"Dia pakai kardus yang sudah terkenal dan saat mobil masuk, pagar langsung ditutup. Pokoknya dirancang bagaimana agar tidak ketahuan," ujar Argo.

Baca juga : Polisi Gerebek Rumah Produksi Ciu di Gambir

Selain mengamankan 5 ton ciu, polisi juga mengamankan PRW dan empat karyawannya. Ciu yang dibuat pelaku, dijual di Jakarta dengan omzet mencapai Rp 118 juta per bulan.

Pantauan Kompas.com, lokasi rumah berlantai tiga yang digunakan sebagai rumah produksi ciu itu berada di pinggir jalan yang ramai dilintasi kendaraan roda dua dan empat.

Tepat di depan rumah tersebut, terdapat sebuah sekolah SDN Pekojan 01/06. Jarak antara rumah dan sekolah hanya berkisar 50 meter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com