Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sandiaga "Ngotot" Datang ke Peresmian Apilkasi Parkir Meski Diinfokan Batal...

Kompas.com - 17/05/2018, 12:38 WIB
Jessi Carina,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sempat terjadi kesalahpahaman terkait kegiatan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno pagi ini, Kamis (17/5/2018).

Sandiaga dijadwalkan menghadiri acara peresmian aplikasi parkir online di Taman Ayodya, Jalan Lamandau III, Kebayoran Baru.

Awalnya, Fahira Idris, Ketua Umum Ormas Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar) menghubungi Sandiaga terkait aplikasi parkir online bernama JUKIR ini.

Sebab, aplikasi ini juga bekerja sama dengan komunitas bernama Bung Japar yang merupakan singkatan Gabungan Aplikasi Jasa Pelayanan Parkir. Meski namanya mirip, dua kelompok ini jelas berbeda.

"(Akhirnya) sudah diganti namanya dari Bung Japar menjadi Lapako atau Layanan Parkir Online," ujar Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis.

Baca juga: Sandiaga: Jakarta, Kota dengan Indeks Kualitas Udara Terburuk di Dunia

Setelah perubahan nama itu, Sandiaga mengatakan atribut dalam acara peresmian di Taman Ayodya juga sudah diganti. Logo Bung Japar sudah ditutup dan diganti dengan nama baru yaitu Lapako.

Pagi harinya, Sandiaga ingin menuju ke sana. Namun, tiba-tiba mobilnya tidak menuju ke arah Taman Ayodya.

"Tiba-tiba diarahin ke Balai Kota karena dibatalin. Saya bilang kenapa dibatalkan? Terus saya lakukan koordinasi telepon, saya putusin balik ke lokasi (ke Taman Ayodya)," ujar Sandiaga.

Sandiaga pun merasa bersyukur karena telah ngotot untuk tetap mendatangi Taman Ayodya. Sebab, ketika dia sampai, ternyata acara sudah disiapkan di sana. Sandi tak menceritakan lebih lanjut alasan acara tersebut sempat diinfokan batal.

Baca juga: Cara Sandiaga Tangani Disposisi dan Nota Dinas

Mantan Menteri BUMN Sugiharto juga ada di lokasi acara. Berbagai macam komunitas perparkiran juga ada di sana. Akhirnya, peresmian itu pun tetap berlanjut.

"Tadi ada sekitar 20 jukir yang akan mendapat pelatihan dan pindah dari parkir manual parkir online. Jadi acaranya berlangsung pada siang," ujar Sandiaga.

Kesal karena acara "digunting"

Sandiaga pun kesal karena awalnya diberi info bahwa acara batal. Padahal, masalah yang ada sudah bisa diselesaikan. Sandiaga mengatakan birokrasi memang suka begitu.

"Makanya digunting-gunting itu keputusan siapa, cek enggak sama saya? Saya saja kaget begitu tiba-tiba diarahkan ke Balkot. Saya bilang enggak, balik, karena ini sudah didesain berbulan-bulan, sudah ada uji cobanya," kata dia.

Sandiaga mengatakan, ini menjadi pelajaran bagi tim yang melekat dengan dia. Dia tidak mau miskomunikasi ini terulang kembali.

Baca juga: Sandiaga Sebut Banyak Fasos Fasum dari Pengembang Tak Tercatat Baik

Masalah nama Bung Japar yang mirip dengan Bang Japar bisa diselesaikan dengan cepat. Di lapangan, atribut yang semula ada tulisan Bung Japar juga sudah diganti dengan nama baru.

"Jadi sebenarnya no issue, tinggal kita sikapi dengan duduk ngomong," ujar Sandiaga.

"Kalau ada kesalahpahaman sedikit yang sudah diklarifikasi, ya jalan saja. Kalau kata Freddy Mercury, show must go on," tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com