Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Tewasnya Anak Pemilik Rumah Makan Padang Saat Kebakaran di Kelurahan Duren Tiga

Kompas.com - 19/05/2018, 20:22 WIB
David Oliver Purba,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang bocah berinisial WD (12), tewas saat kebakaran yang terjadi di permukiman warga yang berada di RT 002 RW 005 Kelurahan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Sabtu (19/5/2018).

Ketua RT 002 Toni mengatakan, kejadian tersebut berlangsung sekitar pukul 08.30. Dari penuturan keluarga WD, saat itu WD, ayah WD, dan lima orang saudaranya masih tertidur di dalam rumah yang juga dijadikan sebagai rumah makan Padang.

Dari arah belakang rumah WD, warga melihat asap hitam tebal yang membumbung tinggi. Warga kemudian menghubungi petugas pemadam kebakaran.

"Titik api dari rumah makan Padang, asap hitam pekat. Saya langsung kontak pemadam untuk segera datang," ujar Toni saat ditemui Kompas.com di Kelurahan Duren Tiga.

Baca juga: Setelah Pembatas Jalan Dibongkar Warga, Polisi dan Dishub Buka Simpang Duren Tiga

Mendengar teriakan warga, ayah WD dan kelima saudaranya belari meninggalkan rumah. Namun, WD yang merupakan anak berkebutuhan khusus tertinggal di dalam. Sejumlah warga berusaha untuk menyelamatkan WD, tapi api merambat begitu cepat.

"Anaknya ketinggalan di dalam, jadi kelurganya sudah keluar semua," ujar WD. Kebakaran tersebut juga menyebabkan tiga warga mengalamai luka bakar dan enam rumah hangus terbakar.

Adapun penyebab kebakaran masih diselidiki. Sebelumnya, warga mencium bau seperti masakan gosong. Namun, ayah WD mengatakan tidak ada masakan apapun yang dimasak di dalam dapur pagi itu.

Karena penutupan simpang

Toni mengatakan, saat melihat asap tebal dari dalam rumah WD, dia langsung menghubungi petugas pemadam kebakaran yang berada di daerah Mampang menggunakan handy talky.

Toni mengatakan, sebenarnya api bisa saja tidak merembet membakar sejumlah rumah lain jika Simpang Duri Tiga yang menjadi akses utama mobil pemadam kebakaran masuk tidak ditutup.

Petugas terpaksa memutar ke Simpang Duren Bangka yang berada 400 meter dari Simpang Duren Tiga. Padahal, dari markas pemadam kebakaran menuju lokasi kebakaran yang ditempuh dengan waktu 10 menit jika masuk dari Simpang Duren Tiga.

Baca juga: Petugas Satpam Dibekap dan Komputer Kantor Digasak Maling di Duren Tiga

"Kalau enggak karena itu simpang ditutup, bisa jadi itu rumah enggak mungkin sebanyak itu terbakar. Petugasnya langsung hubungi saya kalau mereka enggak bisa masuk dan harus mutar," ujar Toni.

Toni mengatakan, warga yang kesal akhirnya membongkar pembatas simpang tersebut. Namun, sebelumnya warga juga telah berencana untuk membongkar pembatas tersebut karena menggangu akses jalan warga.

Selain itu Dinas Perhubungan yang menutup jalan tersebut tidak pernah berkoordinasi dengan warga terkait rencana penutupan jalan itu.

"Warga memang sebelumnya sudah mau bongkar, tapi pas waktunya ketika ada kebakaran. Nah, di situ warga udah kesal dan akhirnya bongkar pembatasnya," ujar Toni.

Kompas TV Dua rumah di kawasan permukiman padat penduduk di Pulogadung, Jakarta Timur terbakar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com