Edi menambahkan, warga juga meminta hak kelola atas Pulau Pari karena popularitas pulau tersebut sebagai destinasi wisata tak lepas dari kerja keras warga setempat.
Edi menilai, boleh saja pemerintah membahas penataan dan pengembangan Pulau Pari. Namun, pembahasan itu baru bisa dilakukan setelah warga Pulau Pari menyelesaikan permasalahan sengketa lahan.
Edi juga mengkritik Irmansyah yang dinilainya jarang mengunjungi Pulau Pari dan bertemu warganya. Ia membantah bila warga Pulau Pari sulit ditemui Bupati Kepulauan Seribu.
“Kalau Pak Bupati merasa masyarakat sulit untuk berdialog, pertanyaan saya kenapa Pak Bupati tidak pernah hadir di Pulau Pari untuk menemui masyarakatnya," kata Edi.
Edi menambahkan, sebagai 'orang tua' masyarakat Pulau Pari, sudah semestinya Irmansyah menghormati warganya dengan berkunjung ke sana. Ia mengatakan, pihaknya membuka lebar pintu mediasi dan dialog dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Sebenarnya masyarakat Pulau Pari tidak pernah sulit untuk diajak dialog karena kami sudah beberapa kali berdialog dengan bupati yang sebelum ini kami juga sering ketemu," kata dia.
Sementara Irmansyah mengatakan, pihaknya sudah belasan kali mengadakan kegiatan dialog atau mediasi dengan perwakilan warga Pulau Pari untuk membicarakan rencana pemgembangan Pulau Pari.
"Upaya sendiri sebetulnya sudah cukup panjang, mungkin sampai 15 kali berdialog dengan mereka. Tetapi, presentasenya kecil sekali dari masyarakat yang hadir dalam dialog-dialog itu," kata Irmansyah.
Selama ini, sejumlah warga Pulau Pari terlibat sengketa lahan dengan PT Bumi Pari Asri yang mengklaim memiliki sertifikat hak milik. Namun warga menduga PT Bumi Pari Asri hanya ingin mencaplok pariwisata di pulau tersebut yang telah mereka kembangkan sejak lama.
Dalam perkembangan terakhir, Ombudsman menemukan adanya tindak malaadministrasi yang dilakukan Kantor Pertanahan Jakarta Utara dalam menerbitkan sertifikat hak milik (SHM) dan sertifikat hak guna bangunan (SHGB) atas nama PT Bumi Pari Asri di Pulau Pari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.