"Dari prosesor itu pakai timah ditaruh di mangkok dan api kayak las karbit. Dipanasin begitu, dibakar lalu dicelupin ke timah panas," katanya.
Setelah dicelup ke timah panas, barulah unsur-unsur emas dari benda tersebut muncul. Tak hanya kandungan emas, ada pula kandungan perak dan tembaga yang muncul.
Kandungan emas yang muncul kemudian dilebur menggunakan zat kimia bernama netrit. Setelah itu, jadilah logam emas berbentuk bulat yang siap dijual ke toko-toko emas.
Semua Barang Elektronik
Shandra mengatakan, hampir seluruh limbah barang elektronik bisa diolah kembali untuk mendapatkan emas, mulai dari telepon genggam, komputer, hingga modem internet.
"Bisa semuanya cuma kandungan kadarnya berbeda-beda. Kadarnya yang paling bagus itu ya dari (telepon genggam) Nokia jadul," kata Shandra.
Baca juga: Bakteri Ini Ubah Limbah Elektronik Jadi Tambang Emas Murni
Saat ditanya tentang keuntungan mengolah limbah elektronik, Shandra tak memberikan jawaban pasti. Menurut dia, keuntungannya itu tergantung pada ukuran dan kualitas lempengan yang akan diolah.
"Ini saya beli satu lempengan bisa Rp 3.000-an untuk ukuran yang kecil bisa dapat 170 miligram emas. Kalau ukurannya besar, ya lebih banyak emasnya," kata dia.
Ia menambahkan, proses pengolahan limbah tersebut juga tidak memakan waktu lama. Mulai dari pembongkaran sampai peleburan hanya membutuhkan waktu tiga hari.
Waktu tiga hari itu bila ada sedikit lempengan yang diolah. Jika jumlahnya banyak, waktu pengolahan akan lebih lama.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.