"Bisa semuanya cuma kandungan kadarnya berbeda-beda. Kadarnya yang paling bagus itu ya dari (telepon genggam) Nokia jadul," kata Shandra.
Baca juga: Bakteri Ini Ubah Limbah Elektronik Jadi Tambang Emas Murni
Saat ditanya tentang keuntungan mengolah limbah elektronik, Shandra tak memberikan jawaban pasti. Menurut dia, keuntungannya itu tergantung pada ukuran dan kualitas lempengan yang akan diolah.
"Ini saya beli satu lempengan bisa Rp 3.000-an untuk ukuran yang kecil bisa dapat 170 miligram emas. Kalau ukurannya besar, ya lebih banyak emasnya," kata dia.
Ia menambahkan, proses pengolahan limbah tersebut juga tidak memakan waktu lama. Mulai dari pembongkaran sampai peleburan hanya membutuhkan waktu tiga hari.
Waktu tiga hari itu bila ada sedikit lempengan yang diolah. Jika jumlahnya banyak, waktu pengolahan akan lebih lama.
Menurut dia, dirinya bukan satu-satunya orang yang menekuni bidang tersebut. Banyak orang yang punya pekerjaan yang sama seperti dirinya.
"Buat di Jakarta sudah banyak yang main kayak begini. Di dekat sini juga banyak, di Cinere atau di Sawangan," kata Shandra.
Kini Shandra tak lagi berperan dalam seluruh tahapan pengolahan limbah elektronik untuk mendapatkan emas. Ia hanya menjadi orang yang memilah komponen-komponen dalam lempengan besi untuk diolah menjadi emas.
"Peleburannya, kan, pakai zat kimia ya, saya enggak kuat. Akhirnya saya jual-beli komponen saja," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.