Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkapnya Aksi PNS Gadungan yang Mencatut Pasukan Oranye untuk Minta THR

Kompas.com - 07/06/2018, 10:10 WIB
Nursita Sari,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nazarudin sudah menyebarkan surat permintaan tunjangan hari raya (THR) sejak awal Ramadhan di wilayah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Dia berpura-pura sebagai pegawai negeri sipil (PNS) dan mengatasnamakan Kepala Dinas Kebersihan Kebayoran Lama yang bernama Alek.

Dalam surat palsu yang dia edarkan, Nazarudin meminta THR untuk kemudian diberikan kepada para pekerja harian lepas (PHL) dan pasukan oranye di Kecamatan Kebayoran Lama.

"Kami dari Seksi Dinas Kebersihan Kecamatan Kebayoran Lama mengimbau kepada Bapak/Ibu pemilik untuk ikut serta berpartisipasi dalam memberikan bantuan dan santunan kepada karyawan penyapu kami yang berada di lingkungan Kecamatan Kebayoran Lama yang semuanya berjumlah 75 orang yang terdiri dari PHL dan pasukan orange agar mereka juga dapat merasakan indahnya kebersamaan di Hari Raya bersama keluarganya," demikian penggalan surat palsu itu.

Baca juga: Mengaku PNS Kebayoran Lama, Seorang Pria Sebar Surat Minta THR

Camat Kebayoran Lama Sayid Ali menduga, Nazarudin sengaja menggunakan pasukan oranye agar dikasihani sehingga mendapatkan THR dari warga.

"Itu bisa-bisanya dia aja (menggunakan pasukan oranye), biar orang kasihan," kata Sayid, Rabu (6/6/2018).

Ditangkap

Nazarudin telah ditangkap pada Rabu kemarin.

Kasus ini terungkap saat warga yang menerima surat dari Nazarudin mengadu ke kecamatan. Pihak kecamatan menegaskan surat itu palsu.

Sebab, tidak ada Kepala Dinas Kebersihan di wilayah kecamatannya. Yang ada adalah Kepala Satuan Pelaksana Lingkungan Hidup. Namanya pun bukan Alek, tetapi Safruddin.

Kasatpel Lingkungan Hidup juga tidak memiliki kop surat sendiri.

Baca juga: PNS Gadungan di Kebayoran Lama Klaim Minta THR untuk Pasukan Oranye

Pada Rabu kemarin sekitar pukul 11.30 WIB, jajaran Kecamatan Kebayoran Lama bersama polisi mengelabui pelaku dengan menyebut warga akan memberikan THR. Mereka janjian bertemu di Jalan Sultan Iskandar Muda.

"Kami pancing melalui orang yang sudah dikasih selebaran sama dia, telepon pura-pura akan memberikan uang THR. Datanglah dia, ya kami tangkap," kata Sayid.

Surat palsu yang dibuat dan diedarkan Nazaruddin untuk meminta tunjangan hari raya (THR) kepada warga di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (6/6/2018).DOK. CAMAT KEBAYORAN LAMA SAYID ALI Surat palsu yang dibuat dan diedarkan Nazaruddin untuk meminta tunjangan hari raya (THR) kepada warga di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (6/6/2018).

Saat ditangkap, Nazarudin mengantongi 134 kupon tanda pembayaran restibusi kebersihan lingkungan, satu lembar surat permohonan THR, dan satu stempel Dinas Kebersihan Kebayoran Lama.

Kapolsek Kebayoran Lama Kompol Sujanto mengatakan, Nazarudin kini ditahan di Mapolsek Kebayoran Lama.

Halaman:


Terkini Lainnya

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com