Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di TPS Depok Ini, Warga Lansia Dijemput Mobil Odong-odong

Kompas.com - 27/06/2018, 11:21 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS com - Mobil odong-odong menjemput warga-warga lanjut usia (lansia) RW 03 Kelurahan Depok Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat untuk menggunakan hak pilih dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 Jawa Barat di tempat pemungutan suara.

Sejumlah lansia dan anak-anak terlihat memanfaatkan fasilitas penjemputan mobil odong-odong.

Ketua RW 03 Nuryadin Rahman mengatakan mobil odong-odong ini disediakan untuk mempermudah warga-warga lansia dan berkebutuhan khusus (difable) di RW 03 untuk menggunakan hak pilih dalam Pilkada Jawa Barat 2018.

Menurut dia, dengan adanya mobil odong-odong penjemput ini, warga lansia bisa tetap memilih dan tak lelah menuju tempat pemungutan suara.

"Kami sediakan satu odong-odong untuk menjemput lansia dan difabel. Odong-odong menjemput dari jam 7 sampe jam 1 siang," kata Nuryadin saat berbincang dengan Kompas.com di Zona TPS Lapangan Nenas, Rabu (27/6/2018).

Pelaksana Tempat Pemungutan Suara (TPS) RW 03 Kelurahan Depok Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat meramaikan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Barat dengan konsep karnaval. Suasana warna-warni dan kemeriahan terlihat di tempat pemungutan suara. KOMPAS.com / WAHYU ADTIYO PRODJO Pelaksana Tempat Pemungutan Suara (TPS) RW 03 Kelurahan Depok Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat meramaikan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Barat dengan konsep karnaval. Suasana warna-warni dan kemeriahan terlihat di tempat pemungutan suara.

Ia menyebut di RW 03 terdapat banyak lansia yang memiliki hak pilih dan terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Nuryadin mengatakan ada sekitar 50 persen lansia yang daftar dalam DPT RW 03.

"Jadi total DPT di RW 03 itu mencapai 1.000 orang. hampir 50 persennya lansia. Ya karena di Perumnas ini kan yang Perumnas yang pertama di Indonesia. Dari sekitar tahun 1970," ujar Nuryadin.

Pantauan Kompas.com, mobil odong-odong berkeliling jalan-jalan di Perumnas Depok seperti Jalan Nenas Raya, Jalan Durian Raya, Jalan Nenas 6 dan Jalan Pepaya. Petugas-petugas Zona TPS berteriak memanggil warga-warga untuk naik odong-odong.

Baca juga: Seram, Pemilih di TPS Ini Disambut Kuntilanak hingga Pocong

"Ayo bapak-bapak, bu-ibu kami menyediakan kendaraan untuk memilih. Yang lansia dan difable silakan naik," ujarnya.

Sri Widiati (65), warga RW 03 yang menggunakan mobil odong-odong mengatakan fasilitas odong-odong sangat membantu warga lansia untuk menggunakan hak pilih Pilkada Jawa Barat 2018.

Ia mengatakan mendapat informasi odong-odong dari pemberitahuan pihak RW sebelum hari pelaksanaan Pilkada Jawa Barat.

Baca juga: Ada Pemain Timnas Brazil hingga Spanyol di TPS Kampung Piala Dunia

"Odong-odongnya bagus sekali. Terima kasih sekali. Benar-benar membantu orang seperti saya," ujar Sri kepada Kompas.com saat tiba di Zona TPS Lapangan Nenas, Rabu (27/6/2018).

Adapun Zona TPS Lapangan Nenas memiliki konsep karnaval dan bernama Kampung Pilkada.

Zona TPS juga diramaikan oleh stan-stan penjual makanan, live music, tempat pemerikaaan kesehatan, tempat bermain anak, dan tempat swafoto.

Hiasan-hiasan bola, umbul-umbul, benda-benda daur ulang warna-warni, badut, dan tenda karnaval terlihat di Zona TPS.


Kompas TV Warga menghiasi TPS dengan pernak-pernik piala dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com