JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai, persoalan reklamasi harus segera diselesaikan karena reklamasi berdampak besar terhadap Ibu Kota.
Menurut Anies, tidak direkomendasikannya kawasan Kota Tua sebagai warisan dunia (world heritage) UNESCO merupakan salah satu dampak reklamasi.
"Saya melihat reklamasi memang harus kita bereskan berapa dampaknya, ternyata besar, bahkan di dalam penilaian mengenai Kota Tua pun berdampak," kata Anies setelah hadir dalam penutupan Multaqo (Pertemuan) Ulama dan Dai se-Asia Tenggara, Afrika, dan Eropa kelima yang diadakan di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Jumat (06/07/2018).
Baca juga: Mendadak Dibuka Sandiaga, Kali Besar Kota Tua Kini Bebas Dikunjungi Masyarakat
Anies menyampaikan, ia akan serius dalam menata wilayah pesisir Jakarta seperti Kota Tua yang merupakan tempat bersejarah.
"Jadi jangan anggap sepele perubahan wilayah di pesisir Jakarta. Karena itu mau kita tata serius Jakarta. Ini kota bersejarah," ucap Anies lagi.
UNESCO baru saja memutuskan 19 situs sebagai warisan dunia baru. Indonesia sempat mendaftarakan Kota Tua dan beberapa pulau bersejarah di Kepulauan Seribu dalam nominasi pada 2015.
Namun, akhirnya tidak direkomendasikan oleh International Council on Monuments and Sites (ICOMOS).
Baca juga: Ada Reklamasi, Kota Tua dan Kepulauan Seribu Tak Direkomendasikan Jadi Warisan Dunia UNESCO
ICOMOS menyusun laporan evaluasi nomine untuk Komite Warisan Dunia UNESCO beberapa waktu lalu.
Di dalam laporan itu dijelaskan, Indonesia gagal mendemonstrasikan keistimewaan Kota Tua.
Selain itu, disebut soal reklamasi yang berada di antara Kota Tua dengan Pulau Onrust, Pulau Cipir, Pulau Bidadari, dan Pulau Kelor. Reklamasi jadi salah satu alasan Kota Tua dan empat pulau itu tak direkomendasikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.