Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Perbaikan Sistem E-Ticketing, Antrean Penumpang Mengular di Stasiun Manggarai

Kompas.com - 21/07/2018, 19:43 WIB
Jessi Carina,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemandangan tidak biasa terjadi di sejumlah stasiun KRL Commuter Line, Sabtu (21/7/2018) sore. Di Stasiun Manggarai misalnya, antrean masyarakat yang ingin melakukan tap in mengular hampir mencapai luar stasiun.

Padahal, biasanya, antrean panjang terjadi di depan mesin tiket otomatis. Pada sore ini, antrean di depan mesin tiket juga tidak kalah panjangnya.

Salah satu penumpang, Rochman, terpaksa harus mengantre dua kali. "Tadi saya sudah capek antre beli tiket KRL, sekarang antre setengah jam lagi cuma untuk tap in," ujar Rochman.

Baca juga: Sistem E-Ticketing Commuter Line Berubah, Antrean Penumpang Mengular

Pantauan Kompas.com, setidaknya hanya dua gate masuk yang berfungsi di Stasiun Manggarai sore ini. Kemudian, dua gate lain dioperasikan untuk penumpang yang ingin keluar stasiun.

Gate lainnya tampak tidak bisa dioperasikan. Akibat gate yang beroperasi hanya sedikit, antrean calon penumpang pun jadi menumpuk.

Penumpang yang memiliki kartu multitrip juga harus ikut mengantre. "Padahal punya kartu multitrip itu keunggulannya enggak perlu antre beli tiket kan. Tapi, enggak tahu ya, sore ini mau tap in saja antre panjang," kata Rochman.

Hal yang sama juga terjadi di Stasiun Pondok Cina. Pantauan Kompas.com, ada sembilan gate yang dipasang di stasiun itu.

Namun, hanya satu gate yang difungsikan masing-masing untuk akses keluar dan masuk penumpang. Penumpang lainnya, Elena, mengatakan tidak pernah mengalami hal ini sebelumnya.

"Saya juga bingung, ini banyak pintunya (gate) tapi kok yang berfungsi cuma satu ya untuk keluar penumpang?" ujar Elena.

Pegawai PT Kereta Commuter Indonesia tampak bersiaga di gate yang berfungsi itu. Pegawai tersebut memberikan informasi kepada penumpang mengenai penyebab hanya dua gate yang berfungsi di Stasiun Pondok Cina.

Baca juga: Antrean di Pelabuhan Tanjung Priok Disebabkan Mesin Tak Bisa Terima Semua Uang Elektronik

"Mohon maaf, saat ini kami sedang ada perubahan sistem gate elektronik," kata pegawai tersebut.

Diberitakan sebelumnya, PT KAI Commuter Indonesia mengumumkan, mulai 21 Juli 2018, Kartu Multi Trip (KMT) lama dengan nomor seri 1001 tidak dapat digunakan lagi oleh penumpang untuk perjalanan KRL.

Dihilangkannya nomor seri 1001 dari KMT karena menyesuaikan pengembangan ticketing KRL. KMT yang keluar di atas tahun 2016 atau seri selain 1001 sudah menggunakan cip dengan kualitas yang lebih baik untuk mendukung proses bisnis pada kartu.

Penjelasan PT KCI

VP Komunikasi Perusahaan PT KCI Eva Chairunisa mengatakan, pihaknya meminta maaf atas antrean pada loket dan gate elektronik masuk serta keluar.

"Kondisi tersebut terjadi karena saat ini PT KCI sedang melakukan proses pembaharuan dan pemeliharaan sistem pada perangkat ticketing yang dimulai sejak dini hari tadi pada pukul 01.00 WIB dan masih berlangsung hingga saat ini," ujar Eva, melalui keterangan tertulis.

Baca juga: Jokowi Ingin Tak Ada Lagi Antrean Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Eva mengatakan, upgrade sistem tiket elektronik berjalan sesuai jadwal di sebagian besar stasiun. Namun hal yang berbeda terjadi di sejumlah stasiun lainnya.

Proses upgrade dan pemeliharaan sistem memakan waktu lebih lama karena sempitnya rentang waktu saat KRL tidak beroperasi.

"Sehingga, sebagian perangkat gate dan POS (point of sales) loket di beberapa stasiun hingga kini masih dalam proses pemeliharaan dan belum dapat dioperasikan untuk melayani penumpang," ujar Eva.

Kompas TV Kinerja Pemprov DKI Jakarta dalam melayani warga Jakarta dinilai menurun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com