Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi Pejalan Kaki Akan Somasi Anies jika Pelican Crossing Hanya Sementara

Kompas.com - 30/07/2018, 20:03 WIB
Dean Pahrevi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Koalisi Pejalan Kaki (KoPK) Alfred Sitorus mengatakan, pihaknya akan meyomasi Gubernur DKI Jakarta jika pelican crossing di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat hanya dijadikan fasilitas umum sementara.

"Ketika ada wacana ini (pelican crossing Thamrin) hanya sementara, maka KoPK yang akan pertama menyomasi Gubernur DKI Jakarta," kata Alfred kepada Kompas.com, Senin (30/07/2018).

Alfred menyampaikan, pelican crossing merupakan fasilitas umum yang ramah bagi masyarakat dan bisa diakes siapa saja.

Ia pun berharap pelican crossing Jalan MH Thamrin tidak diganti dengan fasilitas umum yang tidak nyaman bagi pejalan kaki.

"Jangan main-main, ketika sebuah fasilitas yang ramah bagi pejalan kaki dan penyandang disabilitas itu akan digantikan dengan fasilitas lain yang notabene sisi keamanan dan kenyamanannya pun tidak bisa dijamin," ujar Alfred.

Baca juga: Arus Lalu lintas Padat, Petugas Tak Akan Seberangkan 1-2 Orang di Pelican Crossing

Ia juga menilai, JPO dan penyeberangan bawah tanah tidak lebih baik dari pelican crossing.

Sebab, menurut dia, fasilitas itu tidak bisa diakses semua orang dan kerap menyulitkan penyandang disabilitas.

"Karena underpass yang disebutkan oleh gubernur itu adalah sesuatu yg tidak berkeadilan untuk pejalan kaki terutama untuk disabilitas, ibu hamil, kalau seperti ini (pelican crossing) semua orang bisa mengakses," kata Alfred.

Selain itu, kata dia, pelecehan seksual kerap terjadi di JPO. Ada pula JPO yang roboh di Pasar Minggu.

"Pernah dengar ada kasus pemerkosaan di zebra cross? Enggak ada kan? yang ada di JPO. Ada juga kejadian iklan di JPO roboh di Pasar Minggu. Jadi ada sekitar 300 JPO di Jakarta yang saya rasa perlu dikaji ulang," ujar Alfred.

Warga sudah bisa menyebrang di pelican crossing Bundaran HI, Senin (30/7/2018). KOMPAS.com/JESSI CARINA Warga sudah bisa menyebrang di pelican crossing Bundaran HI, Senin (30/7/2018).

Untuk menambahkan keamanan pejalan kaki dalam menyeberang di pelican crossing, dia menyarankan agar pemerintah menambah garis kejut sebelum pelican crossing.

Berdasarkan pengamatan Alfred, masih banyak pelican crossing di Jakarta yang tidak ada garis kejutnya.

Padahal, dengan adanya garis kejut, pengendara akan mengurangi kecepatannya begitu melintasi pelican crossing.

"Garis kejut ini harusnya ada tiga rangkap jangan cuma dua, lalu masih banyak juga pelican crossing di Jakarta yang tidak ada garis kejutnya. Garis kejut ini kam bisa membuat pengendara melepas gasnya sehingga bisa melambat saat melintas di pelican crossing," papar Alfred.

Rambu-rambu sebelum pelican crossing juga penting sebagai pemberitahu kepada pengendara bahwa akan melintas di pelican crossing.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil Untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil Untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com