Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Depok Usulkan Bangun Selter Ojek "Online" di Titik Kemacetan

Kompas.com - 01/08/2018, 14:15 WIB
Cynthia Lova,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perhubungan Depok Dadang Wihana mengusulkan pembangunan selter ojek online di titik-titik kemacetan.

Pembangunan selter ojek online akan dimulai dari Stasiun Depok, Jawa Barat.

"Kami selesaikan titik per titik, untuk yang (pembangunan selter ojek online di) Stasiun Depok Baru, kan, sudah selesai. Sekarang (pembangunan selter ojek online di) Stasiun Depok Lama," kata Dadang, di Terminal Depok, Jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat, Rabu (1/8/2018).

Baca juga: Pembangunan Selter Ojek Online Akan Rampung Sebelum Asian Games

Ia mengatakan, ada 50 ojek online yang menunggu penumpang di sekitar Stasiun Depok, baik di bahu jalan maupun di depan stasiun. 

"Bayangkan saja, kalau tidak diatur. Itu pasti bakal benar-benar crowded. Jadi kami memang harus cari solusi bijak terkait ojol ini," ucap Dadang.

Pihaknya sudah bertemu aplikator dan perwakilan komunitas ojek online di Kantor Kecamatan Pancoran Mas, untuk membahas rencana ini, dua pekan lalu.

Baca juga: Anies Usul Bangun Selter Ojek Online, Grab Klaim Sudah Bangun 90 Selter

Saat itu, sebuah tim dibentuk untuk mencari lokasi pembangunan selter. 

Dadang mengakui Pemkot Depok kesulitan mencari lahan pembangunan selter ojek online.

"Jadi komunitas ojek online tiap titik-titik rawan ini memang harus pendekatan dengan orang yang punya lahan. Ada beberapa titik yang sempat mereka survei lalu adanya biaya untuk penggunaan lahan tersebut," ujarnya. 

Baca juga: Pul Truk Sampah di Kampung Kunir Akan Dipindahkan karena Pembangunan Selter

Oleh karena itu, pemerintah berperan menengahi ojek online dengan aplikator terkait biaya pembangunan selter. 

Dinas Perhubungan kini berkoordinasi dengan kepolisian untuk mengantisipasi kemacetan dengan menertibkan ojek online di sepanjang Stasiun Depok.

"Kami memakai traffic cone di sepanjang Stasiun Depok untuk mengatur alur. Jadi ketika pick up, mereka tidak terlalu lama (berhenti), semoga nantinya akan lancar ketika pembuatan selter telah selesai," ucap Dadang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com