Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Tewas, Sopir Taksi Online yang Ditemukan di Sumedang Sempat Share Location

Kompas.com - 01/08/2018, 20:57 WIB
Dean Pahrevi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Seorang sopir taksi online bernama Soeharto (31) ditemukan tewas di lahan Perhutani di Sumedang, Jawa Barat, Selasa (31/7/2018).

Diduga, Soeharto dirampok dan dibunuh oleh pelaku yang merupakan penumpangnya.

Maulana yang merupakan kerabat Soeharto mengatakan, korban mendapatkan pesanan untuk mengantar penumpang ke daerah Subang, Jawa Barat pada Senin (30/7/2018) sore.

"Iya dia dapat orderan dari Bekasi ke Subang sekitar Senin sore," ucap Maulana di tempat tinggal almarhum, di Kompleks Kementerian Sosial, Bekasi Timur, Rabu (31/07/2018).

Baca juga: Sopir Taksi Online yang Tewas di Sumedang Diduga Dipukul Benda Tumpul

Maulana mengaku curiga Soeharto tewas karena seorang Soeharto lainnya yang bernama Kamil mendapatkan pesan WhatsApp dari Soeharto.

Menurut dia, Soeharto menyampaikan kepada Kamil bahwa dia terjebak.

"Iya teman saya yang namanya Kamil itu dapat chat WhatsApp dari Soeharto, isinya itu Soeharto share lokasi dan bilang kalau dia kejebak dan memberi tahu kalau ada apa-apa, ada di lokasi yang dia share," ujar dia.

Lokasi yang diberikan Soeharto kepada Kamil berada di sekitar wilayah Subang, Jawa Barat.

Namun, Soeharto tidak bisa dihubungi oleh Kamil. Lalu. pada pukul 20.30 WIB, Soeharto sempat mengangkat telepon dari Kamil, tetapi suaranya terdengar panik.

"Kita terus coba hubungi Soeharto, sampai pukul 20.00 WIB handphone masih bisa dihubungi, masih ada suara nada deringnya, cuman enggak diangkat. Nah pas pukul 20.30 sempat diangkat tetapi ngomong-nya kayak orang panik begitu langsung dimatiin dan ditelepon lagi sudah enggak aktif," tutur dia.

Karena mendengar suara Soeharto yang sedang panik, Kamil langsung meminta komunitas mobil untuk mencari keberadaan Soeharto di daerah Subang, Jawa Barat.

Soeharto pun akhirnya ditemukan oleh warga dalam keadaan tewas di semak-semak daerah Sumedang.

"Nah benar kita kaget juga dengan kabar Soeharto tewas, ditemuin warga di semak semak daerah Sumedang, ada luka di bagian leher, wajah, dan kepala," ujar dia.

Baca juga: Mayat yang Ditemukan di Sumedang Ternyata Sopir Taksi Online Jakarta

Jenazah Soeharto langsung dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.

Pada Rabu (01/08/2018) pagi, jenazah Soeharto dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Mangun Jaya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Kini, kasus tewasnya Soeharto ditangani oleh Polres Sumedang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com